Satgas Covid-19 Sebut Masyarakat Makin Patuh Terapkan Protokol Kesehatan

Menurut Wiku, tren serupa juga terlihat dalam kepatuhan institusi untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19 meski penerapannya belum sempurna.

oleh Mevi Linawati diperbarui 09 Nov 2020, 18:52 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan momentum Sumpah Pemuda, masyarakat harus bersatu dan bangkit melawan COVID-19 saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (29/10/2020). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melihat, masyarakat sudah mulai terbiasa melakukan kebiasaan baru yang menerapkan protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah Covid-19.

Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, dari pantauan aktual di 4,5 juta titik lokasi dalam sebulan terakhir, pihaknya melihat kepatuhan akan mencuci tangan, menjaga jarak, serta memakai masker (3M) semakin baik di masyarakat.

"Dari laporan ini kami lihat bahwa kepatuhan individu dan institusi yang kami nilai, ternyata kepatuhan individunya menggunakan masker, contohnya, relatif mereka sudah menggunakan masker. Ada sekitar 20 persen yang belum tertib menggunakan masker," kata Wiku dalam diskusi Satgas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (9/11/2020), seperti dikutip dari Antara.

Angka serupa juga ditemukan dalam penerapan protokol kesehatan menjaga jarak dan mencuci tangan, berdasarkan laporan yang didapat berkat koordinasi dengan TNI, Polri, Satpol PP dan Duta Perubahan Perilaku di seluruh Indonesia.

Menurut Wiku, tren serupa juga terlihat dalam kepatuhan institusi untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19, meski penerapannya belum sempurna.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Mulai adaptasi

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan kunci keberhasilan kita itu menjalankan komitmen menjalankan protokol kesehatan saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (3/11/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

"Selama delapan bulan ini terlihat bahwa mereka ini sebenarnya sudah mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru dan lonjakan kasus tidak terjadi dengan drastis, karena data-data menunjukkan angka kasus aktif turun dan kesembuhan naik," kata akademisi dari Universitas Indonesia (UI) itu.

Peningkatan kesembuhan itu, menurut Wiku, berarti masyarakat lebih dini mendapatkan perawatan dari rumah sakit. Hal itu penting karena merupakan modal untuk membangun pemulihan ekonomi yang terdampak Covid-19.

"Semakin kita bisa menjaga perilaku kita secara kolektif dan disiplin, maka tentunya kita juga bisa mulai start untuk pemulihan ekonomi nasional," ujar Wiku.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya