Krisis Ekonomi di Yunani Makin Parah

Krisis ekonomi di Yunani makin parah, rakyat kembali melakukan aksi massa memprotes pemerintah yang dianggap gagal mengatasi krisis. Sekitar 50 ribu pengunjuk rasa melakukan aksinya, Rabu (26/9), di jalan-jalan Athena.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Sep 2012, 00:14 WIB
Liputan6.com, Athena: Krisis ekonomi di Yunani makin parah, rakyat kembali melakukan aksi massa memprotes pemerintah yang dianggap gagal mengatasi krisis. Sekitar 50 ribu pengunjuk rasa melakukan aksinya, Rabu (26/9), di jalan-jalan Athena.

Aki unjuk rasa ini diikuti oleh hampir seluruh karyawan pelayanan sektor publik. Akibatnya, rumah sakit terpaksa tetap berjalan hanya dengan mengandalkan staf darurat.

Pengnujuk rasa meminta pemerintah Yunani untuk keluar dari zona Euro. Menurut mereka, zona Uni Eropa hanya akan menyusahkan rakyat kecil. Mereka juga menolak kebijakan Pemerintah Yunani yang akan memotong dana pensiun mereka.

"Langkah-langkah baru tidak adil dan hanya memperburuk krisis. Kami bertekad untuk berjuang sampai kita menang," kata Costas Tsikrikas, Kepala Serikat Sektor Publik.

Sekitar tiga ribu polisi diturunkan untuk mengamankan jalannya aksi massa. Awalnya, demonstrasi berlangsung dengan damai. Namun, entah bagaimana aksi massa itu berujung anarkis. Pengunjuk rasa mulai melempari polisi dan pasukan keamanan dengan bom molotov dan batu.

Selama beberapa bulan ini, aksi massa di Yunani terus diwarnai dengan kekerasan. Bentrokan antara polisi dan pengnjuk rasa juga terjadi di beberapa kota. Polisi menggunakan gas air mata untuk menghalau massa.

Yunani saat ini tengah berjuang mengatasi tingkat pengangguran yang makin tinggi, dengan lebih dari 30 persen dari negara yang hidup di bawah garis kemiskinan. Untuk mengatasinya, Pemerintah Yunani berencana mengurangi pensiun dengan menaikkan usia pensiun menjadi 67 tahun. (FRD)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya