Menko Luhut Ungkap Indonesia Masih Impor Gantungan Baju

Menko Luhut menegur Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Okt 2020, 21:57 WIB
Ilustrasi gantungan baju (dok. Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan jengkel karena Indonesia impor gantungan pakaian. Padahal, gantungan pakaian bukan merupakan produk sains yang tidak bisa dibuat Indonesia.

"Anda bisa bayangkan gantungan baju kita masih impor. Itu kan bukan rocket sains. Kenapa enggak bisa (buat sendiri)," kata Luhut saat menjadi pembicara di Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), Jakarta, Jumat (23/10/2020).

Dia pun langsung menegur Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) yang masih mengimpor barang-barang sejenis. Sebab anggaran Rp 200 triliun dibelanjakan barang impor yang seharusnya bisa dibeli dari produsen lokal.

"Jadi kita punya dana Rp 200 triliun buat pembelanjaan seperti ini. Banyak oleh KL (kementerian/lembaga) ini impor saja, tidak menggunakan produk dalam negeri," ungkap Luhut.

Untuk itu di masa pandemi Covid-19 ini Luhut ingin melakukan reformasi. Tujuannya agar Indonesia lebih efisien dan bisa menciptakan 2,9 juta lapangan pekerjaan setiap tahunnya.

"Jadi kesempatan ini kita lakukan semua, kita lakukan reformasi untuk membuat Indonesia lebih efisien," kata Luhut.

 

2 dari 2 halaman

Kekayaan Alam

Dia menambahkan selama ini Indonesia selalu bergantung pada kekayaan alam. Namun sayangnya hal itu belum dimanfaatkan secara maksimal.

Maka dia ingin di masa depan pemanfaatan kekayaan alam yang ada saat ini memiliki nilai tambah. Sehingga bisa meningkatkan harga komoditas, menciptakan lapangan pekerjaan. Termasuk penggunaan teknologi yang nantinya semua ini akan menambah pendapatan pajak.

"Kita mau menambah value added, menciptakan lapangan kerja, teknologi kemudian juga pajak dan value added pada kita semua," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya