Nikon Indonesia Resmi Tutup 22 Oktober 2020

Pasca penutupan, seluruh kegiatan sales, marketing, dan service PT Nikon Indonesia akan dipusatkan ke PT Alta Nikindo.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Okt 2020, 19:46 WIB
Nikon COOLPIX P1000. Dok: nikon.com

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penutupan usaha tampaknya menjadi hal lumrah di saat krisis pandemi Covid-19 berkepanjangan. Terbaru, Nikon Corporation resmi menutup operasi anak usaha di Indonesia yaitu PT Nikon Indonesia.

Dalam sebuah unggahan pada akun Instagram resmi @nikonindonesia, Rabu (21/10/2020), perusahaan optik asal Jepang ini menyatakan akan resmi berhenti beroperasi mulai Kamis, 22 Oktober 2020.

Setelah hampir 8 tahun perjalanan Nikon Indonesia, kami informasikan bahwa hari ini tanggal 21 Oktober 2020 adalah hari terakhir Imaging Division PT Nikon Indonesia beroperasi di Indonesia.

"Akan tetapi, kami akan tetap memberikan layanan dan support terbaik kepada para pengguna Nikon di Indonesia dengan mengintegrasikan seluruh kegiatan sales, marketing dan service ke PT. Alta Nikindo selaku distributor resmi Nikon di Indonesia," tulis akun tersebut.

"Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dan kerjasamanya yang membuat Nikon menjadi salah satu brand fotografi terpercaya di Indonesia," 

Pasca penutupan ini, seluruh kegiatan sales, marketing dan service PT Nikon Indonesia akan dipusatkan ke PT Alta Nikindo.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Sandiaga Uno: 47 Persen UMKM Gulung Tikar Terdampak Corona

Sandiaga Uno saat berkunjung ke kantor Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (8/3). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, pengusaha dan Founder OK OCE Sandiaga Uno meminta pemerintah untuk lebih banyak menyelamatkan pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak buruk oleh pandemi Covid-19. Sebab, berkisar 47 persen UMKM di dalam negeri dinyatakan telah gulung tikar setelah cashflow bisnis terganggu.

"Ini berat tentunya, para pelaku UMKM menjerit. Ini langsung menghantam ekonomi keluarga karena kehilangan mata pencaharian," kata dia dalam Webinar OK OCE via Zoom, Jumat (19/6/2020).

Sandi menjelaskan, akibat bisnis UMKM terganggu jutaan rumah tangga di Indonesia tengah dihadapkan pada kondisi sulit. Hal ini diperparah oleh melonjaknya biaya pengeluaran rumah tangga akibat kenaikan tagihan tarif listrik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Dampak lain yang ditimbulkan oleh keruntuhan sektor UMKM ialah melonjaknya penurunan masyarakat dari kelas ekonomi menengah ke kelas bawah. Bahkan, kelompok masyarakat tersebut telah digolongkan menjadi masyarakat prasejahtera.

Apabila dibiarkan, ujar Sandi, pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II tahun ini akan terpangkas lebih jauh dari capaian pada kuartal lalu sebesar 2,97 persen. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang oleh tingkat konsumsi rumah tangga.

"Perlu diingat 97 persen lapangan kerja juga diciptakan dari sektor UMKM. Untuk itu pentingnya penyelamatan UMKM," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya