6 Strategi Pengusaha Penyeberangan di Masa Pandemi Covid-19

Membuka peran swasta untuk terlibat dalam kegiatan subsidi lintas keperintisan di industri penyeberangan.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Okt 2020, 18:30 WIB
Kapal penyeberangan sandar di Pelabuhan Eksekutif Sosoro, Merak, Banten, Minggu (2/6/2019). ASDP membuka terminal penyeberangan eksekutif yang menyatu dengan tempat perbelanjaan dengan tarif naik kapal sebesar Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp 34.000 untuk anak-anak. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (GAPASDAP) Khoiri Soetomo, mengatakan bahwa selama pandemi covid-19, pendapatan industri penyeberangan turun. Penurunan tersebut lantaran load factor penumpang juga anjlok drastis karena industri pariwisata sepi pengunjung.

“Dalam kondisi pendapatan yang turun drastis ini kita harus bertahan, ini mau tidak mau efisiensi biaya dengan penggunaan teknologi sangat penting,” kata Khoiri dalam MarkPlus Industry Roundtable: Transportation Perspective, Jumat (9/10/2020).

Oleh karena itu, untuk bisa bertahan di masa pandemi covid-19 yang entah kapan berakhir, pihaknya menerapkan 6 strategi dari sisi bisnis agar tetap berjalan. Pertama, penggunaan teknologi informasi dan teknologi yang mengarah kepada efisiensi operasi di indutri penyeberangan.

“Teknologi transportasi mulai dari penggunaan mesin yang memang lebih efisien bahan bakarnya kemudian juga penggunaan-penggunaan alat lain yang dimungkinkan, karena dalam kondisi pendapatan yang turun drastis dan kita harus bertahan, ini mau tidak mau efisiensi biaya dengan penggunaan teknologi sangat penting,” jelasnya.

Kedua, meningkatkan pasar logistik di tengah menurunnya pasar penumpang penyeberangan. Sehingga pasar logistik ini yang kebetulan juga di pasar perdagangan online sangat marak, pihaknya akan memfokuskan pada pemberian fasilitasi jadwal yang tepat.

 

2 dari 2 halaman

Lintasan Baru

Kapal penyeberangan sandar di Pelabuhan Eksekutif Sosoro, Merak, Banten, Minggu (2/6/2019). Untuk menambah pelayanan dan kenyamanan bagi calon penumpang kapal penyeberangan Merak-Bakauheni, ASDP membuka terminal penyeberangan yang menyatu dengan tempat perbelanjaan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Ketiga, menggali potensi pasar di lintasan baru guna merespon kebutuhan pasar lebih cepat dan efisien. Karena ada beberapa daerah yang terdampak pandemi mungkin tidak sedahsyat di sekitar pulau Jawa, misalnya di Indonesia Timur yang relatif tidak terlalu besar.

“Maka dunia usaha khususnya di industri penyebrangan melihat potensi-potensi pasar ini untuk lebih bisa kita kembangkan,”ujarnya.

Keempat, membuka peran swasta untuk terlibat dalam kegiatan subsidi lintas keperintisan. Kelima, kolaborasi terhadap supply dan demand tiap lintasan, dan strategi keenam yakni kolaborasi dan konsolidasi antar anggota Gapasdap untuk memperkuat ketajaman bisnis.

“Kolaborasi ini kita sama-sama menjaga sumber daya jangan sampai punah. Kemudian juga kolaborasi dan konsolidasi ini juga penting kita lakukan, Saya pikir ini juga dilakukan di industri transportasi yang lain, baik di udara maupun di angkutan darat,” pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya