Ridwan Kamil: Tak Bisa Menangkan Ekonomi dan Kesehatan Sekaligus di Masa Pandemi

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini dalam ruang abu-abu, yakni menyeimbangkan urusan ekonomi dan kesehatan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 20 Sep 2020, 20:43 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada pers usai mendapatkan suntikan kedua sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Senin (14/9/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berupaya keras agar urusan kesehatan dan ekonomi di masa pandemi Covid-19 tertangani dengan baik. Namun, dia mengaku tak bisa memenangkan persoalan kesehatan dan ekonomi secara bersamaaan.

"Tidak bisa memenangkan dua-duanya, ingin menang epidemiologi, ingin menang juga ekonomi. Pilihannya, menang kesehatan (tapi) ekonomi hancur atau menang ekonomi kesehatan hancur," ujar Ridwan Kamil dalam sebuah diskusi webinar, Minggu (20/9/2020).

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini dalam ruang abu-abu, yakni menyeimbangkan urusan ekonomi dan kesehatan. Pasalnya, penanganan di sektor ekonomi juga dinilai penting.

"Kadang-kadang kesehatan, kadang-kadang geser ke ekonomi. Ini realita yang tidak sederhana, jangan dibilang bahwa ekonomi seolah-olah tidak penting," ucapnya.

"Jadi poinnya adalah setiap hari kami harus geser kesehatan dulu, ekonomi kita kurangi pada saat memungkinkan ekonomi bergeser dan seterusnya. Itulah rutinitas mengambil keputusan gas dan rem," sambung pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Kang Emil menyatakan, manajemen penanganan Covid-19 di Jawa Barat diatur berdasarkan kondisi geografis dan zona risiko yang berbeda setiap kabupaten/kota. Dia menilai tak adil apabila penanganan Covid-19 di Jawa Barat disamaratakan, seperti DKI Jakarta.

"Karena kami punya kota padat seperti Bekasi dan kami punya kampung seperti sekarang saya sedang di kaki Gunung Majalengka, yang perlakuan yang tidak bisa sama. Di desa ini jauh dari Covid-19, ekonominya juga berjalan, kalau saya perlakukan dengan metode yang sama pukul rata itu sangat tidak adil," tuturnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Ikut Kebijakan Anies

Adapun penanganan Covid-19 di wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) akan disamakan dengan kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab, Bodebek merupakan wilayah penyangga Ibu Kota yang mobilitas penduduknya cukup tinggi keluar masuk Jakarta.

"Itulah kenapa saya tidak bisa berbeda dengan kebijakan Pak Anies di DKI. Kalau DKI sebagai episentrum ke kiri, saya perintahkan Bodebek semua ke kiri. Kalau Pak Anies di Jakarta ke kanan, kami harus ke kanan," kata Kang Emil.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya