GeNose, Alat Deteksi Awal Covid-19 Lewat Embusan Napas

Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah mengembangkan teknologi yang diklaim mampu mendeteksi Covid-19 melalui hembusan nafas, yang diberi nama Electronic Nose atau GeNose.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2020, 21:17 WIB
Petugas medis mengambil sampel lendir saat tes usap (swab test) pegawai kecamatan Sawah Besar, Jakarta, Selasa (18/8/2020). Tes swab yang dilakukan terhadap seluruh pegawai kecamatan Sawah Besar itu sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Virus Corona Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

 

Liputan6.com, Jakarta Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah mengembangkan teknologi yang diklaim mampu mendeteksi Covid-19 melalui hembusan napas, yang diberi nama Electronic Nose atau GeNose.

Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Hargo Utomo dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senin (31/8/2020).

"Electronic Nose ini adalah alat deteksi cepat untuk Covid-19 dari embusan nafas," kata Hargo.

Dia menjelaskan, GeNose sudah masuk dalam tahap validasi. Sehingga diperkirakan November sudah dipakai untuk mendeteksi Covid-19.

"GeNose telah melalui tahap validasi terhadap 600 sampel dengan data secara empiris sampai tingkat akurasi mencapai 97 persen kira-kira. Lalu berikutnya uji diagnostik, diharapkan segera masuk uji klinis dan mudah-mudahan kalau diakselerasi dan nggak ada kendala mudah-mudahan Oktober atau November bisa dipakai," jelas Hargo.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Deteksi Dini

Hargo menjelaskan, alat ini untuk mendeteksi awal Covid-19. Bahkan, bisa digunakan untuk mitigasi.

"GeNose merupakan inovasi yang harapannya sebagai sensor untuk mendeteksi Covid ini, bisa mereduksi kepentingan banyak untuk mendeteksi awal Covid. Dan juga untuk mitigasi risiko pasca Covid," ungkap Hargo.

Diharapkan, dengan GeNose, bisa menghemat pengeluaran negara, khususnya dalam mendeteksi Covid-19. Bahkan, waktunya terbilang cepat.

Karenanya, dia berharap pemerintah mendukung alat ini.

"Jadi dalam tempo kurang dari 5 menit seseorang bisa terdeteksi apakah positif atau negatif sehingga dengan begitu ditangani dengan cara lebih baik," tutup Hargo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya