Gugus Tugas Probolinggo Benarkan 42 Karyawan Pabrik Rokok Terpapar COVID-19

Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Shodiq Tjahjono membenarkan 42 karyawan pabrik rokok terinfeksi COVID-19 dan kondisinya stabil.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Agu 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Surabaya - Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Shodiq Tjahjono membenarkan 42 karyawan pabrik rokok PT Secco Nusantara (SN)  di Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Tmur yang terpapar COVID-19 semua dalam kondisi kesehatan stabil.

Shodiq mengungkapkan, sebanyak 31 karyawan yang merupakan warga Probolinggo dikarantina di rumah sehat di Kecamatan Dringu. Sedangkan 11 karyawan lain yang berasal dari luar kota dikarantina mandiri di rumah milik perusahaan.

"Seluruh pasien berada dalam penanganan maksimal oleh tim kesehatan. Diharapkan, dari hasil tes swab ulang situasinya sudah lebih baik,” kata Shodiq, Senin (24/8/2020).

Shodiq menceritakan, sebelumnya PT Secco Nusantara segera melakukan rapid test atau tes cepat dan swab tes atau tes usap mandiri dan mengkonfirmasi 42 karyawannya positif COVID-19.

Kemudian menghubungi gugus tugas Probolinggo dan juga melakukan tes swab ulang yang sampelnya dikirim ke Surabaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Monitor Perkembangan Karyawan

Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Jika hasil tetap sama dengan hasil swab mandiri yang dilakukan perusahaan, menurut Shodiq, pihaknya akan memaksimalkan langkah-langkah yang lain. Di antaranya, melanjutkan upaya penelusuran (tracing) untuk memutus rantai penularan.

"Kita berharap tidak ada lagi karyawan atau keluarganya yang terpapar. Setop sampai di sini," ia menambahkan.

Terpisah, Kepala Seksi Personalia General Affair dan Keuangan PT SN Ahmad Nur Susilo mengatakan, pihaknya terus memonitor perkembangan karyawan yang berada dalam perawatan di rumah sehat.

"Setiap hari kami selalu melakukan koordinasi, minimal melalui telepon, untuk mengetahui perkembangan kondisi mereka," tutur Ahmad.

Selain untuk memberikan motivasi dan meyakinkan mereka kondisi akan lebih baik, koordinasi dengan karyawan juga diperlukan untuk menyampaikan laporan kepada pihak keluarga.

"Kita semua tentu ingin pandemi ini segera berlalu, sehingga aktivitas pabrik kembali normal,” ujar Ahmad.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya