Soal Pakai Masker, Satgas COVID-19 NU: Butuh Perubahan Perilaku yang Cepat

Dibutuhkan keteladanan agar masyarakat ikut menggunakan masker dalam mencegah COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Agu 2020, 12:00 WIB
Sejumlah warga mengenakan masker saat berada di Halte Transjakarta Harmoni, Jakarta, Jumat (17/7/2020). HIngga hari ini, infeksi COVID-19 di Indonesia telah mencapai 83.130 kasus atau bertambah 1.462 dari hari sebelumnya. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Satgas COVID-19 Nahdlatul Ulama (NU) Dokter Muhammad Makky Zamzami mengatakan dibutuhkan perubahan perilaku, seperti menggunakan masker, dengan cepat untuk mencegah penularan COVID-19.

"Perubahan perilaku kalau di penyakit-penyakit lain, itu butuh waktu panjang tapi (saat ini) kita butuh waktu segera," kata Makky dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Jumat (7/8/2020).

Oleh karena itu, Makky mengatakan bahwa edukasi perubahan perilaku untuk mencegah COVID-19 seperti kebiasaan memakai masker, harus bisa disampaikan dengan cara yang sederhana dan mudah diterima oleh masyarakat.

Selain itu, Makky juga mengatakan penting untuk mengingatkan satu sama lain. "'Saya akan aman kalau kamu juga menggunakan masker,'" ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Makky mengatakan bahwa NU telah menggerakkan peran Muslimat dan Fatayat sebagai ibu di rumah, untuk mengingatkan anak dan suami agar mereka selalu menggunakan masker jika keluar rumah.

"Karena kalau di rumah kan ibu itu yang lebih perhatian. Di sinilah yang kita sekarang gerakkan agar tidak lupa dan itu menjadi suatu perilaku atau kebiasaan baru, yang bisa diterapkan."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Butuh Keteladanan

Calon penumpang kereta api mengenakan masker saat berada di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (31/01). Dalam rangka pencegahan Virus Corona, PT Kereta Api Indonesia (persero) melakukan sosialisasi kepada penumpang dengan membagi-bagikan masker di stasiun Gambir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Makky mengatakan, gerakan NU tersebut juga merupakan bentuk dari penerapan peran ibu dalam edukasi penggunaan masker di lingkungan masyarakat, seperti diarahkan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu yang lalu.

Dokter gigi Arief Rosyid Hasan dari Gerakan Masjid Bangkit pada kesempatan yang sama menyebutkan bahwa dibutuhkan bagi beberapa masyarakat, kampanye 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) memang lebih sulit untuk dicerna bersamaan.

Hal ini yang membuat Arief mengatakan bahwa keputusan Presiden Jokowi untuk memfokuskan edukasi pada penggunaan masker dalam dua pekan ke depan adalah sesuatu yang tepat.

"Saya kira yang paling penting keteladanan. Jadi tokoh-tokoh masyarakat, kita semua, kalau di masjid kami ingatkan ke marbot dan lain-lain, untuk mereka sendiri menjadi teladan. Karena kalau kita mengingatkan pakai masker sementara kita sendiri tidak pakai masker, itu jadi problem," kata Arief.

"Menurut saya memang perlu sabar dan terus-terusan. Istiqomah. Jangan berhenti. Sampai mereka yang bosan kita tahu, jangan kita yang bosan."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya