Beragam Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II, Semuanya Minus

Menanti Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2002

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Agu 2020, 08:15 WIB
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menanti Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2002, terasa sangat mendebarkan. Pasalnya, kuaratal ini diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi cukup dalam akibat oandemi covid-19.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 akan mencapai -4,3 persen. “Kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3 persen," kata Jokowi seperti dikutip, Rabu (5/8/2020).

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memang telah merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2020 menjadi minus 4,3 persen. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya yang hanya berada di kisaran minus 3 persen.

Bendahara negara ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 berada di antara minus 3,5 persen sampai minus 5,1 persen. Dengan titik terdalam yang paling baru di level minus 4,3 persen.

"Titik poin nya kita pertumbuhan ekonomi ada di minus 4,3 persen jadi lebih dalam dari yang kita sampaikan minus 3,8 Persen," kata Sri Mulyani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Penyebab

Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Turunnya pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih tajam ini, kata Menkeu, dikarenakan beberapa sektor industri kinerjanya terkontraksi cukup dalam. Mulai dari perdagangan, pertambangan, manufaktur, hingga transportasi.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini disebabkan kebijakan PSBB. “Perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi domestik pada April-Mei 2020. Hal ini sejalan dengan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi aktivitas ekonomi,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo.

Lebih dalam, Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II akan berkontraksi hingga -6 persen. Hal itu seiring dengan penambahan jumlah kasus yang terus meningkat pada periode tersebut.

"Ini sangat bisa dimengerti kalau dilihat pertambahan kasus covid-19 terus meningkat bahkan setelah new normal terus meningkat," kata Faisal.

 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Pemandangan gedung-gedung bertingkat di Ibukota Jakarta, Sabtu (14/1). Hal tersebut tercermin dari perbaikan harga komoditas di pasar global. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Di samping itu, dia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 akan kontraksi minus 1,5 persen sampai minus 3 persen. Menurutnya, angka tersebut menjadi ancaman bagi Indonesia karena resesi sudah berada di depan mata.

"2020 akan kontraksi dari minus 1,5 persen sampai minus 3 persen proyeksi CORE," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya