Dirut BRI: Pengucuran Kredit Seret karena Daya Beli Masih Rendah

Banyak pelaku usaha mikro yang bisa mengambil kredit ke BRI karena mereka mampu mengelola dana dan membayarkan kewajibannya sampai 3 bulan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2020, 20:25 WIB
Direktur BRI Sunarso.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengungkapkan bahwa sebenarnya pelaku usaha mikro bisa mengambil kredit modal kerja ke bank. Alasannya, pelaku usaha mikro sebenarnya mampu mengelola dana dan membayarkan kewajibannya sampai 3 bulan. Hal ini tak banyak orang yang tahu.

"Jadi usaha mikro itu, sebenarnya kalau dia berani ambil kredit, mereka punya saving cukup untuk membayar kewajiban sampai 3 bulan," kata Sunarso dalam Webinar CORE Economic Forum bertajuk Langkah Penting Perbankan dalam Mendorong Bisnis UMKM di Masa Pandemi, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Namun memang, para pelaku mikro belum mau mengambil kredit baru ke BRI karena daya beli masih rendah. Untuk itu, dia mengkritik pembuat kebijakan stimulus untuk pelaku usaha tetapi implementasinya molor. Sunarso menjelaskan krisis akibat pandemi Covid-19 ini berdampak langsung pada aktivitas ekonomi.

Meski virus ini menyebar sejak akhir Januari, namun dampaknya baru terasa pada minggu ketiga dan keempat bulan Maret lalu. Sementara pertumbuhan ekonomi pada Januari sampai Februari masih tumbuh normal.

Sunarso mengatakan, sejak awal Maret lalu, pihaknya sudah mulai menyiapkan berbagai kebijakan untuk menghadapi dampak pandemi. Namun, harus diakui, implementasi kebijakan yang dibuat sejak awal Maret tersebut membutuhkan waktu dalam implementasinya.

"Maret itu BRI kita masih menyiapkan kebijakan-kebijakan yang ternyata implementasinya masih butuh waktu," kata dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Inovasi

Direktur Utama BRI Sunarso.

Sebagai bank kredit UMKM, Bank BRI melakukan berbagai inovasi dalam proses penyaluran kredit UMKM. Survei tatap muka yang biasanya dilakukan sebagai syarat diganti. Penyaluran kredit Bank BRI kali ini tidak perlu lagi menggunakan survei tatap muka.

"Kita bisa ngasih kredit tanpa tatap muka tanpa survei, (tetapi) melalui digital lending. Sekarang bergeraklah kita buat ekosistem digital," tutur Sunarso.

Dalam proses penilaian, Bank BRI menggunakan penilaian kehidupan sosial (social behaviour score). Caranya melihat perilaku seseorang dalam menggunakan kartu kredit.

"Dilihat dari perilaku bagaimana menggunakan credit card, bagaimana cashflownya untuk spending, itu kita lihat," ujar dia. Sunarso mengakui selama bulan Mei tidak bisa melakukan ekspansi pemberian kredit. Sebab saat itu BRI fokus pada restrukturisasi.

Namun sejak bulan juni terutama pada minggu ketiga dan keempat, proses restrukturisasi mulai melandai. Sehingga dana yang dimiliki bank BRI digunakan untuk ekspansi penyaluran kredit.

"Kredit mikro saja bulan juni kita bisa ekspansi Rp 17,7 triliun. Artinya sekarang sudah mulai tumbuh. optimis kita bisa bangkit tapi tetap waspada," katanya mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya