MRT hingga Jakpro Akan Bentuk Perusahaan Patungan untuk Kelola Integrasi Tiket

Selain MRT, ada pula PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT Jakarta Propertindo (Jakpro), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

oleh Ika Defianti diperbarui 09 Jul 2020, 11:56 WIB
MRT Jakarta menerapkan Protokol Bangkit (Bersih Aman Nyaman Go Green Kolaborasi Inovasi Tata Kelola).

Liputan6.com, Jakarta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta bersama sejumlah perusahaan transportasi akan membentuk perusahaan patungan untuk mengelola integrasi tiket.

Direktur Utama (Dirut) PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan selain MRT, ada pula PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT Jakarta Propertindo (Jakpro), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

"Nanti sama-sama ngerjainnya, jadi pertama ticketing terintegrasi, sistem transportasi terintergrasi berbasis rel," kata William di Jakarta, Kamis (9/7/2020).

Saat ini, kata dia, para pengguna angkutan umum masih melakukan pembayaran tiket transportasi seperti KRL commuterline, dan Transjakarta secara terpisah. Karena itu perusahaan patungan ini akan mempermudah secara sistem dan para pengguna.

Menurut William dalam integrasi tiket tidak dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan induk.

"Sekarang persoalannya operator itu punya sistem ticketing sendiri, sistem subsidi sendiri sehingga tidak efisien. Jadi sekarang dengan di integrasikan sistemnya, nanti akan ada tarif bandling, sehingga ini nanti yang harus dikerjakan oleh si usaha ini," jelasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Uji Coba Stasiun Transit Terintegrasi

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melakukan uji coba Stasiun Tanah Abang sebagai stasiun transit terintegrasi. Uji coba dilakukan setelah stasiun direnovasi dan ditata ulang dalam rangka proyeksi pemerintah terkait integrasi stasiun dengan moda transportasi umum.

"Inti penataan stasiun adalah kita ingin adanya integrasi secara utuh, fully integration untuk pergerakan orang atau kendaraan. Apakah itu yang menuju ke stasiun ataupun dari stasiun menuju angkutan umum," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Selasa, 2 Juni 2020.

Syafrin menuturkan, penataan terhadap Stasiun Tanah Abang dilakukan bersama dengan pemerintah pusat melalui badan usaha milik negara (BUMN) yakni PT KCI dan PT KAI.

Sementara, dari Jakarta, proyek ini dikerjakan oleh PT MRT Jakarta, PT Transjakarta, dan Sarana Jaya.

Syafrin menjelaskan, setelah stasiun ditata, tidak ada lagi moda transportasi umum seperti angkot, bajaj, dan transportasi alternatif ojek online yang parkir di sembarang tempat.

Penataan juga memberikan kenyamanan bagi masyarakat hendak mengakses moda transportasi selain kereta listrik. Sebab, lahan kosong yang berada di area Stasiun Tanah Abang dijadikan sebagai pedesterian dan dipasang kanopi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya