BI Prediksi Inflasi Batam di Juni 2020 Sebesar 0,51 Persen

Angka ini jauh lebih rendah dari target inflasi nasional 2020 di kisaran 2-4 persen sampai akhir tahun.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 23 Jun 2020, 20:42 WIB
Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi Kota Batam sampai akhir Juni 2020 ini diperkirakan di angka 0,51 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari target inflasi nasional 2020 di kisaran 2-4 persen sampai akhir tahun.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kepulauan Riau (Kepri), Musni Hardi Kasuma Atmaja memperkirakan angka inflasi Kota Batam berada di kisaran 2 persen di 2020.

Pada prosesnya, Musni menekankan pentingnya menjaga arus distribusi bahan pangan Kota Batam yang memang banyak disuplai dari luar daerah. Terlebih kondisi cuaca di bulan Juni ini mulai terjadi hujan yang tentu akan berpengaruh pada kelancaran distribusi bahan pangan.

Dengan kondisi penangan Covid-19 dan gerak masyarakat yang mulai menyesuaikan dengan tatanan kehidupan baru, Musni memperkirakan ekonomi Batam dan Kepri akan membaik pada kuartal III dan IV 2020.

Meskipun demikian, ia mengingatkan jika kondisi Covid-19 sudah bisa tertangani lebih baik, akan berimplikasi pada peningkatan reisiko inflasi menuju batas tertinggi di kisaran 4 persen.

"Ke depan pertumbuhan ekonomi Kepri khususnya Batam diperkirakan akan meningkat 1,3 hingga 1,9 persen, bahkan lebih," kata Musni.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tiga Formula

Pedagang menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08% yang disebabkan permintaan barang dan jasa turun drastis akibat pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itu, KPwBI Kepri menawarkan tiga formula yang bisa menjadi solusi. Diantaranya mendorong peningkatkan produksi; transaksi digital dengan mendorong transaksi penjualan barang online melalui nontunai; dan terakhir bekerja sama dengan daerah lain.

Meskipun demikian, formula tersebut beberapa diantaranya tidak bisa diterapkan dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan luas lahan yang terbatas, kebutuhan pangan Kota Batam belum bisa terpenuhi.

Sementara untuk penggunaan transaksi nontunai dan sistem online, disebutkannya, selain mencegah covid-19 ini juga memudahkan pedagang.

"Pilihan terakhir, kita perlu menjalin kerja sama dengan daerah yang memiliki bahan pangan, ini sesuai dengan instruksi pusat. Batam ini hampir selalu defisit, lahan kita terbatas penduduk kita banyak," kata Musni lagi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya