Jepang Siap Izinkan Masuk Penumpang dari 4 Negara, Indonesia Tak Termasuk

Indonesia tak termasuk dari 4 negara yang rencananya mendapat izin masuk Jepang.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Jun 2020, 14:11 WIB
Pengunjung memakai masker melindungi dari penyebaran Covid-19 berjalan di sebuah taman di Yokohama, dekat Tokyo, Rabu, (29/4/2020). PM Jepang Shinzo Abe memperluas keadaan darurat ke seluruh Jepang dari hanya Tokyo dan perkotaan lainnya. daerah sebagai virus terus menyebar. (AP /Koji Sasahara)

Liputan6.com, Tokyo - Pemerintah Jepang siap melonggarkan pintu masuk internasional mereka bagi warga luar negeri. Ada empat negara yang akan menikmati izin spesial ini, namun Indonesia tak termasuk.

Dilaporkan kantor berita Kyodo, Senin (1/6/2020), empat negara itu adalah Australia, Selandia Baru, Vietnam, dan Thailand. Kesemuanya telah mengalami penurunan kasus Virus Corona (COVID-19).

Tak ada korban jiwa di Vietnam akibat Virus Corona, Thailand sudah pernah melaporkan nol kasus harian. Pemerintah Selandia Baru juga sukses meredam penyebaran virus ini dan lockdown sudah dicabut.

Pemerintah Jepang akan bernegosiasi persyaratan dengan empat negara tersebut. WNA yang boleh masuk harus memiliki sertifikat negatif Virus Corona.

Sejauh ini, warga asing yang berasal dari 111 negara tak boleh masuk ke Jepang. Amerika Serikat dan negara-negara Eropa juga tak boleh masuk.

Larangan ini rencananya berlaku hingga akhir Juni mendatang.

Pemerintah Jepang juga sempat memberlakukan pembatasan sosial dan menutup tempat wisata. Kebijakan itu berdampak parah ke sektor pariwisata Jepang.

Sempat ada kabar beredar bahwa Jepang akan memberi diskon bagi turis, tetapi pernyataan itu diralat.

Jepang tidak mengalami lonjakan kasus Virus Corona. Pemerintah pun sudah mencabut masa darurat di Jepang.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Jepang Ralat Pernyataan Beri Diskon Liburan Turis Asing

Seorang penumpang menaiki bus di Shinagawa-ku di Tokyo, Jepang (8/4/2020). Tidak seperti biasanya, kota Tokyo tampak sepi dengan banyak toko tutup dan hanya sedikit orang berada di jalanan pada (8/4), hari pertama setelah keadaan darurat diumumkan untuk membendung COVID-19. (Xinhua/Du Xiaoyi)

Beberapa hari lalu beredar kabar kalau Pemerintah Jepang akan membayar setengah biaya liburan turis. Namun Jepang meluruskan kabar yang sudah bikin heboh dunia wisata global ini.

Sebelumnya Kepala Badan Pariwisata Jepang, Hiroshi Tabata, mengatakan bahwa Jepang mengusulkan diskon 50 persen biaya wisata di negaranya untuk menarik kembali minat wisatawan. 

Kebijakan yang disebut Go to Travel Campaign ini rencananya akan berlaku pada Juli mendatang. Menurut dokumen anggaran yang dirilis oleh kementerian ekonomi Jepang, turis akan mendapatkan vocer restoran dan perjalanan ke penginapan.

Biayanya maksimum 20.000 Yen per orang dan per menginap. Total biaya yang disiapkan Jepang mencapai 1,35 triliun Yen atau sekitar Rp186 triliun, tentunya ini jumlah yang sangat besar.

Beberapa laporan menyebut bahwa Jepang bakal memberlakukan diskon seperti Sisilia, Italia. Kabarnya, mereka akan menawarkan pergantian setengah biaya pesawat wisatawan asing dan gratis satu malam setiap tiga malam menginap di akomodasi.

Beberapa media besar mulai dari Japan Times sampai Mirror awalnya menuliskan kebijakan ini berlaku juga untuk wisatawan asing. Kabar gembira ini pastinya disambut baik oleh wisatawan dunia yang sedang menantikan liburan setelah pandemi corona berakhir nanti.

3 dari 3 halaman

Klarifikasi Badan Pariwisata Jepang

Ilustrasi bendera Jepang (AFP/Toru Yamanaka)

Begitu beritanya viral, pemerintah Jepang pun mengakui adanya kesalahan. Kabar tersebut langsung diklarifikasi dalam sejumlah cuitan di akun Twitter resmi Badan Pariwisata Jepang.

"Saat ini insentifnya hanya ditujukan kepada orang yang tinggal di Jepang saja dan bukan pengunjung luar negeri," ujar juru bicara Japan Nation Travel Organization (JNTO) seperti dilansir dari Forbes.

Insentif ini akan ditawarkan untuk menutupi sebagian dari biaya perjalanan domestik. Kampanye tersebut rupanya menjadi kesalahpahaman antar-media luar. Karena sudah viral, pihak JNTO pun meluruskan berita tersebut.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya