Pengamat: Pengawasan Larangan Mudik Semakin Kendor Jelang Lebaran

Menjelang Lebaran, justru pengawasan semakin longgar sebab situasinya serba terbatas.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Mei 2020, 14:00 WIB
Kendaraan mudik di Tol Cikampek Utama. Dok: Jasa Marga

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengungkapkan banyaknya masyarakat yang nekat mudik di tengah Pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari indikasi kenaikan jumlah positif Corona Covid-19 di daerah.

Ketua Umum MTI, Agus Taufik Mulyono, mengaku telah memprediksi lonjakan mudik ini terjadi pada H-16 dan h-15 Lebaran. Pasalnya, dengan tenggang waktu tersebut, pemudik bisa segera melakukan isolasi mandiri 14 hari setelah sampai ke daerah. Sehingga dapat merayakan Lebaran setelah masa isolasi selesai.

"Yang paling kita antisipasi adalah H-15 atau H-16, bagi para pemudik yang nekat itu punya asumsi, pertama adalah merasa sehat, begitu sampai di wilayah kampung langsung isolasi madiri 14 hari, Sehingga ada kesempatan untuk bisa berlebaran tanggal 1 Syawal," bebernya dalam siaran pers MTI yang dilakukan secara virtual, Kamis (21/5/2020).

"Sejak larangan mudik tidak dipatuhi, berdampak indikasi pengembangan penularan covid-19 daerah tujuan mudik," imbuhnya singkat.

Selain itu, Agus juga membeberkan bahwa menjelang Lebaran, justru pengawasan semakin longgar. Sebab, situasinya serba terbatas, dimana Pemerintah Daerah sudah mulai kehabisan dana operasional.

"Pemda panik, bingung karena serba terbatas,dana operasional, perlengkapan RS, petugas kesehatan," kata dia.

Di samping itu, cairnya THR juga menjadi pertimbangan bagi pemudik untuk nekat melakukan perjalanan.

2 dari 3 halaman

306.682 Kendaraan Tinggalkan Jakarta Jelang Lebaran

Ribuan kendaraan dari arah Bandung menuju ke Jakarta mengalir tanpa henti sehingga kendaraan berjalan merayap.

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) mencatat ada penurunan jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta pada H-4 jelang Lebaran 2020, dibandingkan data tahun 2019. Jumlah penurunan tersebut sebanyak 59 persen.

"Total 306.682 kendaraan meninggalkan Jakarta melalui arah Timur, arah Barat, dan arah Selatan. Angka ini turun 59 persen dari lalu lintas di periode Lebaran tahun 2019," tutur Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga, Dwimawan Heru dalam keterangannya, Kamis (21/5/2020).

Heru merinci, secara statistik distribusi lalu lintas kendaraan yang meninggalkan Jakarta di ketiga arah tersebut yakni arah Timur 40 persen, arah Barat 35 persen, dan arah Selatan 25 persen.

"Kami mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk berpartisipasi aktif dalam mencegah penularan Covid-19, dengan tidak mudik dan tidak piknik di Lebaran Tahun 2020. Selain itu batasi perjalanan dan jaga jarak, keluar rumah hanya untuk keadaan yang mendesak serta wajib mengenakan masker jika harus beraktivitas di luar rumah," kata Heru.

3 dari 3 halaman

Ruas Jalan yang Dilalui Pemudik

Antrean kendaraan melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran, kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena penyempitan jalur, lantaran ada proyek pembangunan LRT dan Tol Elevated. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Adapun berdasarkan rekap ruas jalan, kendaraan yang meninggalkan Ibu Kota adalah sebagai berikut:

Arah Timur

- GT Cikampek Utama 1 dengan jumlah 68.316 kendaraan. Turun sebesar 79 persen dari Lebaran tahun 2019.

- GT Kalihurip Utama 1 dengan jumlah 53.292 kendaraan. Turun sebesar 56 persen dari Lebaran tahun 2019.

- Total kendaraan yang melintas menuju arah Timur adalah sebanyak 121.608 kendaraan. Turun sebesar 73% dari Lebaran tahun 2019.

Arah Barat

- GT Cikupa Jalan Tol Merak-Tangerang dengan jumlah 107.927 kendaraan. Turun sebesar 42 persen dari Lebaran tahun 2019.

Arah Selatan

- GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi jumlah kendaraan 77.147 kendaraan. Turun sebesar 30 persen dari Lebaran tahun 2019.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya