Relaksasi, Salah Satu Cara Tepat Hadapi Pandemi COVID-19

Salah satu staf pengajar Divisi Psikoterapi Departemen Psikiatri FKUI/RSCM, Petrin Redayani bagikan cara bersikap yang tepat saat menghadapi COVID 19.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Mei 2020, 21:00 WIB
ilustrasi relaksasi/Photo by Rowan Chestnut on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Salah satu staf pengajar Divisi Psikoterapi Departemen Psikiatri FKUI/RSCM, dr. Petrin Redayani bagikan cara bersikap yang tepat saat menghadapi COVID 19 seperti sekarang ini. Salah satu caranya adalah dengan relaksasi. Apa itu?

“Prinsip terapi relaksasi adalah melatih pernapasan, mengendurkan seluruh otot tubuh dan mensugesti pikiran ke arah konstruktif atau yang diinginkan akan dicapai,” ujar Petrin dalam webminar RSUI, pada Rabu (13/5/2020).

Ia menambahkan, relaksasi dapat dilakukan dengan melatih pernapasan perut, merilekskan otot-otot, membayangkan tempat-tempat yang nyaman dan tenang, serta menyebutkan kalimat pribadi yang bermakna positif.

Pernapasan perut dilakukan dengan menghirup udara melalui hidung, kembangkan perut bukan dada. Kemudian mengembuskan udara melalui mulut, kempiskan perut. Mengencangkan dan mengendurkan otot-otot wajah, leher, bahu, lengan, dada, perut, dan kaki.”

Upaya lainnya yaitu memikirkan tempat-tempat yang membuat tenang seperti pantai, gunung, dan air terjun. Petrin pun menyarankan untuk memberikan kata-kata positif kepada diri sendiri.

“Misalnya, mulai saat ini saya akan selalu tenang, rileks, dan sehat.”

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tips Bersikap Tepat Saat Pandemi

Petrin memberikan beberapa tips untuk bersikap tepat selama masa pandemi COVID-19. Diawali dengan sikap tenang dan tidak panik.

“Kita perlu juga menyeleksi informasi yang ingin kita perhatikan, kita tetap harus waspada memang. Seleksi informasi, misalnya, cari informasi dari sumber yang bertanggung jawab. Sehingga informasi tidak menakutkan dan proporsional.”

Sikap tepat lainnya adalah melakukan penjadwalan kegiatan di rumah. Menyusun kegiatan bersama dengan berunding bersama keluarga terkait pembagian tugas di rumah tangga.

“Komunikasi dengan saudara yang jauh pun perlu dilakukan. Media komunikasi bisa digunakan tanpa harus bertemu langsung. Manfaatkan teknologi agar tetap terhubung dan kesejahteraan emosional kita tetap terjaga,” pungkasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya