Maruk Saat Buka Puasa Bikin Sulit Bergerak dan Telat Salat Maghrib

Alasan sebaiknya tidak menyantap makanan besar saat buka puasa selama puasa Ramadan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Mei 2020, 06:43 WIB
Junk Food / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta - Saat datang waktu untuk buka puasa, tidak sedikit orang yang gragas memasukkan banyak makanan ke dalam mulut. Hal ini seringkali menyebabkan mereka jadi kekenyangan dan sulit untuk melaksanakan salat Maghrib tepat waktu.

Belum lagi setelah salat Maghrib akan makan makanan besar, perut yang belum sempat diistirahatkan itu lagi-lagi terisi penuh. Alhasil, begitu masuk waktu Isya, mereka jadi sulit bergerak.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Jangan Makan Banyak-Banyak Saat Buka Puasa

Atur Makanan Selama Berbuka Puasa ataupun Sahur. (Ilustrasi: iStockphoto)

Itu mengapa saat berbuka puasa kita dianjurkan terlebih dahulu menyantap tiga biji kurma, sebagaimana anjuran Rasullah, dengan menenggak segelas air putih. Selain karena mengikuti Sunnah, secara ilmu kesehatan pun memiliki alasannya tersendiri.

 

3 dari 4 halaman

Alasan Jangan Makan Banyak-Banyak Saat Buka Puasa

Makan Terlalu Banyak / Sumber: iStockphoto

Certified Trainer dan NLP Licensed Practitioner, Dinda Utami, menjelaskan bahwa pada saat berpuasa, sistem pencernaan kita ibaratnya sedang diistirahatkan selama kurang lebih 12 jam.

Sehingga, apabila di saat buka puasa langsung 'digeber' dengan porsi makanan yang besar, sama saja dengan memaksa sistem pencernaan untuk bekerja keras secara tiba-tiba.

"Ini dikhawatirkan bisa menimbulkan gangguan pencernaan," kata Dinda Utami.

 

4 dari 4 halaman

Ingat, Makna Dari Buka Puasa

Kurma / Sumber: iStockphoto

Dinda, mengingatkan, buka puasa adalah momentum untuk mengembalikan energi yang menurun secara perlahan-lahan, bukan untuk memaksa tubuh bekerja keras lantaran diisi makanan hingga kenyang.

"Pada saat porsi buka puasa terjaga, ibadah solat Maghrib juga menjadi lebih nyaman dibandingkan kita solat dengan kondisi kekenyangan," ujar Dinda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya