Pasien Sembuh Kembali Positif COVID-19, Ini Penjelasan Pusat Kesehatan Korea Selatan

Pasien yang sembuh dari COVID-19 dan positif kembali hanyalah sebab dari partikel virus yang mati tetap ada dalam tubuh mereka bukan karena terinfeksi lagi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 02 Mei 2020, 06:00 WIB
Sepasang kekasih mengenakan masker saat bersepeda di sebuah taman di Seoul, Korea Selatan, 7 Maret 2020. Hingga Kamis (12/3/2020) pagi, jumlah kasus virus corona COVID-19 di Korea Selatan sebanyak 7.755 orang terinfeksi, 60 meninggal, dan 288 sembuh. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Jakarta Pasien yang sembuh dari COVID-19 dan positif kembali hanyalah sebab dari partikel virus yang mati tetap ada dalam tubuh mereka bukan karena terinfeksi lagi. Hal ini disampaikan pejabat kesehatan Korea Selatan.

Awalnya, 292 orang di negara itu sembuh dari COVID-19. Namun, ketika dites lagi, hasilnya kembali positif.

"Sebuah fenomena yang awalnya membingungkan para pejabat," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, menurut sebuah laporan di Newsweek dikutip New York Post.

Tetapi mereka sekarang telah menentukan bahwa fragmen sisa dari virus mungkin menjadi penyebab fenomena ini.

"Fragmen RNA masih bisa ada dalam sel bahkan jika virus tidak aktif," kata Oh Myoung-don, kepala komite klinis  untuk pengendalian penyakit (KCDC) kepada Newsweek.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Beberapa Kekhawatiran

Ada beberapa kekhawatiran tentang tes ulang positif Korea Selatan karena jumlah diagnosis kedua kalinya telah meningkat dengan stabil. Dua minggu yang lalu, diagnosis ulang menyumbang sekitar 2 persen dari pasien yang pulih di negara itu.

Jumlah ini terus meningkat menjadi 2,7 persen, dan 3,4 persen di kalangan anak-anak.

Tes pertama yang dirilis oleh KCDC pada 17 April 2020 rata-rata mengetes pasien yang sudah keluar dari isolasi selama 13,5 hari.

Para ilmuwan mempelajari 137 dari kasus awal dan melaporkan bahwa 61 pasien menunjukkan gejala ringan, 72 tidak menunjukkan gejala, dan empat lainnya masih dipelajari.

Namun, pejabat kesehatan mengatakan belum ada indikasi bahwa pasien tersebut telah menyebarkan virus ke orang lain.

“Pelacakan kontak pada kasus-kasus positif ini juga sedang dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan infeksi sekunder,” kata pusat tersebut dalam laporan 26 April.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya