Quraish Shihab: Jangan Merusak Pakaian Takwa yang Ditenun Selama Ramadan

Pakaian takwa sebagaimana pakaian, lanjut Quraish Shihab, lahir dan berfungsi untuk melindungi pemakainya dari sengatan matahari, kondisi yang pahit dan manis agar tidak menyengatnya.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Mei 2020, 09:21 WIB
Mohonlah taufik telah diperoleh supaya tidak ada lagi yang kurang dari kita baik di dunia maupun di akhirat. (Foto: SCTV)

Liputan6.com, Jakarta Selama menjalani puasa Ramadan, sama artinya dengan kita telah menenun pakaian takwa. Lantas, apa saja bahan penenun pakaian takwa?

Menurut cendikiawan muslim Quraish Shihab, Bahan-bahan pakaian takwa selama Ramadan itu terdiri dari ilmu dan iman, sabar dan syukur, takut dan harapan, usaha dan tawakal, serta perjuangan dan optimisme.

Pakaian takwa sebagaimana pakaian, lanjut Quraish Shihab, lahir dan berfungsi untuk melindungi pemakainya dari sengatan matahari, kondisi yang pahit dan manis agar tidak menyengatnya.

"Pakaian juga berfungsi menutup keburukan aurat lahir dan batin," jelas Pendiri Pusat Studi Alquran ini.

"Jadi, jangan pernah merombak kembali tenunan sehelai demi sehelai, karena itu berarti kita gagal dalam menenun pakaian takwa," ucap Quraish Shihab di akhir renungannya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya