Jangan Ragu Ajak Bicara Difabel, Tidak Gigit Kok

Banyak masyarakat menganggap orang-orang dengan disabilitas tidak mudah didekati. Mereka memilih untuk tidak memulai percakapan karena takut salah bicara dan menyinggung.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 30 Apr 2020, 17:04 WIB
Ilustrasi jabat tangan (dok. Pixabay.com/SCY/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta Banyak masyarakat menganggap orang-orang dengan disabilitas tidak mudah didekati. Mereka memilih untuk tidak memulai percakapan karena takut salah bicara dan menyinggung.

Hal ini disampaikan Cheta Nilawaty, jurnalis ibu kota yang menyandang tunanetra sejak 2016. Menurutnya, orang-orang melihat difabel sebagai sosok yang sulit didekati karena berbagai alasan.

“Hanya karena disabilitas jadi ragu, nah jangan seperti itu, kenalan dulu lebih dekat, tanya kenapa,” ujar Cheta dalam seminar daring M Talks Konekin (19/4/2020).

Menurutnya, banyak orang yang melihat difabel dari tampilan luar saja tidak bisa melihat sosok sebenarnya dari dalam diri difabel tersebut.

“Jangan takut ngomong, jangan takut difabelnya tersinggung. Dekati difabelnya, difabel itu gak gigit dan gak beracun.”

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Mementingkan Advokasi Bukan Terminologi

Ia menambahkan, selama ini orang lain tidak membuka komunikasi dengan difabel karena takut salah berbicara. Namun, para difabel sebetulnya sudah mengerti terminologi cacat, difabel, dan disabilitas.

“Mereka akan lebih mementingkan materi advokasinya dibandingkan terminologinya. Jadi don’t worry lah. Bagaimana caranya agar difabel ini menjadi setara dan kita tetap inklusif.”

“Anggapan bahwa disabilitas adalah kaum marginal sekarang udah gak zaman. Karena banyak yang lebih oke dilihat dari perjuangannya,” pungkas Cheta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya