Jaga Kelangsungan Bisnis di Tengah Corona, AP II Kurangi Biaya Operasional

Penghematan biaya operasional berjalan dengan menyesuaikan pola operasional bandara.

oleh Athika Rahma diperbarui 23 Apr 2020, 12:30 WIB
Aktivitas penumpang di terminal keberangkatan 1A Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (28/3/2020). PT Angkasa Pura II (Persero) akan membatasi kegiatan di Terminal 1 dan 2 Bandara Soetta mulai 1 April 2020 terkait meluasnya kasus virus Corona. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wabah Corona menghantam hampir seluruh sektor yang ada di depannya, tak terkecuali sektor penerbangan. Sebagai perusahaan pengelola bandara, PT Angkasa Pura II (AP II) terus memutar otak untuk menjaga cashflow dan keberlangsungan bisnis di tengah krisis ini.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menyatakan, ada beberapa fase bisnis yang sedang dan tengah dihadapi perusahaan sekarang, yaitu fase business survival, fase business recovery dan fase business sustainability. Kata Awaluddin, saat ini perusahaan sedang berada di fase business survival yang fokus terhadap perlindungan tenaga kerja, optimalisasi arus kas, dan menjaga kinerja keuangan.

"Tujuan itu antara lain dapat kami capai dengan berbagai penghematan keuangan yaitu mengurangi biaya operasional, melakukan efisiensi pos pengeluaran, dan menghapus biaya nonproduktif," paparnya dalam keterangan resmi, Kamis (23/4/2020).

Lanjutnya, penghematan biaya operasional berjalan dengan menyesuaikan pola operasional bandara, seperti mengurangi penggunaan fasilitas nonprioritas, karena frekuensi penerbangan di 19 bandara juga mengalami penurunan.

Adapun pada Januari 2020 rata-rata penerbangan tercatat masih sekitar 2.169 penerbangan per hari, namun pada periode 1-21 April, rata-rata penerbangan turun menjadi 650 penerbangan per hari.

Adapun, penyesuaian pola operasional ini dapat menghemat biaya operasional sebesar 25 persen hingga 30 persen.

Bukan cuma melindungi keuangan perusahaan, strategi lain dalam fase ini ialah mempertahankan pelanggan yang ada dan memperluas portofolio bisnis guna mengamankan pendapatan.

2 dari 2 halaman

Pendapatan Perusahaan

TKI dari Malaysia dan Arab Saudi tiba di Bandara Soetta. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Tercatat, hingga akhir tahun ini, pendapatan perseroan diperkirakan dapat mencapai sekitar 60 persen hingga 70 persen dari target awal yang sebesar Rp12,8 triliun imbas pandemi ini.

"Jumlah penumpang pesawat saat ini memang tengah turun yang berdampak pada pendapatan aeronautika, namun demikian kami akan menggenjot pendapatan dari sektor lainnya seperti memaksimalkan utilisasi dari non performing asset seperti lahan kosong, serta dari titik komersial, ritel dan sebagainya," ungkapnya.

Awal juga memperkirakan, pendapatan perusahaan dari pengelolaan kargo masih bisa lebih baik. Perseroan juga sedang mengkaji untuk melakukan diversifikasi portofolio anak usaha melalui kemitraan strategis.

Sementara, fase Business Survival ini dijalani AP II sepanjang penyebaran Corona di Indonesia masih terjadi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya