Kisah Inah dan 3 Anaknya di Cirebon, Makan Nasi Basi sampai Menanti Hujan untuk Mandi

Kondisinya tempat tinggal Inah termasuk parah dan sangat memprihatinkan karena mereka hidup tanpa listrik, kamar mandi hingga beralaskan tanah.

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Apr 2020, 15:00 WIB
Kondisi Inah dan tiga anaknya yang hidup tanpa aliran listrik hanya mengandalkan air hujan untuk MCK dan belas kasih tetangga. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Inah (33) dan tiga anaknya hanya mengandalkan bantuan dan belas kasih dari lingkungannya untuk terus bertahan hidup. Mereka adalah salah satu warga miskin Kota Cirebon yang kurang mendapat perhatian pemerintah.

Inah adalah warga kampung Pesantren RT 02 RW 02 Kelurahan Kalijaga Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Kondisi rumah sepetak tidak layak huni.

Inah bersama tiga anak dan ibu kandungnya selama lebih dari lima tahun tinggal di rumah berukuran 4x3 meter. Kondisinya sangat memprihatinkan, tanpa listrik, kamar mandi, hingga beralaskan tanah.

Bahkan, untuk mandi saja, Inah dan keluarganya mengandalkan air hujan. Jika tidak ada hujan, mereka tidak mandi sampai berhari-hari.

Kondisi Inah dan dua anaknya memiliki keterbelakangan mental. Dua dari tiga anak yang tinggal bersamanya memiliki keterbatasan komunikasi.

Selama bertahun-tahun Inah ditinggal pergi oleh suami. Dari informasi yang didapat, Inah dan keluarganya tak memiliki pekerjaan.

Apapun yang diberikan tetangga, Inah dan keluarga selalu menerima dengan senang hati. Tak jarang keluarga tersebut rela memakan sisa nasi bekas bahkan basi hanya untuk mengganjal perut.

"Ya selama ini hanya orang yang peduli saja. Bahkan sampai bantu urus KTP dan KK" kata salah seorang tetangga Nini Rusnaeni, Selasa (21/4/2020).

Nini mengaku, keterbatasan hingga kondisi keluarga Inah yang serba kekurangan menjadi alasan kuat untuk segera dapat bantuan baik dari Pemda Kota Cirebon maupun Pemprov Jabar dan pusat.

<p><strong>**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan <a href="https://www.liputan6.com/donasi/177995/sembuhdaricorona" target="_blank" rel="nofollow">klik tautan ini</a>.</strong></p>

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Bantuan Tetangga

Penampakan kondisi rumah Inah yang hidup tanpa aliran listrik hanya mengandalkan air hujan untuk MCK dan belas kasih tetangga. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dari uluran tangan dan kepedulian tetangga lain, dua anak Inah masih mendapat kesempatan ikut sekolah paket.

"Kami iba dan terus berusaha semampunya agar anaknya minimal bisa merasakan bangku sekolah walaupun paket," ujar dia.

Dari informasi yang dihimpun, Inah merupakan warga miskin kota yang belum tersentuh pemerintah baik Kota Cirebon maupun pusat. Bantuan sosial seperti BPNT dan PKH tak pernah dirasakan Inah.

Padahal para tetangga di sekitar rumah Inah sudah berusaha keras membantu mengurus administrasi kependudukan.

"Inah dan keluarga sudah memiliki KTP dan KK inisiatif para tetangga agar dapat bantuan. Tapi kami tidak paham kenapa bantuan tak juga didapat padahal sudah diurus," ujar dia.

Mendengar informasi tersebut, Baznas Kota Cirebon turun langsung memberikan bantuan kepada keluarga Inah. Ketua Baznas Kota Cirebon, M Taufik menyampaikan, keluarga Inah sangat layak dibantu.

"Alhamdulillah kami lakukan assessmen dan hari ini bisa dibantu meskipun sedikit, Insya Allah kami akan bantu beberapa hal, kaitan dengan MCK, membantu masalah air, sembako sampai bisa terbantu," kata dia.

Taufik juga mengaku sudah berkoordinasi dengan kelurahan, agar dibantu mendapatkan air hingga aliran listrik.

Sementara itu Lurah Kalijaga, Dewi Ratnawati mengakui, sistem pemerintahan dan adminstrasi yang dinilai sangat rumit menjadi salah satu alasan Inah dan keluarga tidak mendapat bantuan.

"Butuh proses yang panjang sehingga sampai saat ini belum bisa diserahkan. Kami berterima kasih warga kami dibantu Baznas," ujar Dewi.

Dewi mengaku hingga saat ini usulan kelurahan kepada Gubernur Jabar untuk membantu keluarga Inah belum ada kejelasan.

"Tapi sudah kami usulkan ke Gubernur semoga saja segera turun," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya