Kenapa WBO Anak Emaskan Jepang saat Pandemi Covid-19?

WBO menilai hanya penemuan vaksin Covid-19 yang mampu membuat pertandingan tinju kembali berjalan normal.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 21 Apr 2020, 18:45 WIB
Andy Ruiz Jr menjadi juara tinju kelas berat WBA, WBO, dan IBF usai memukul KO Anthony Joshua pada ronde ketujuh di Madison Square Garden, New York, Amerika Serikat, Minggu (2/6/2019) pagi WIB. (AP Photo/Frank Franklin II)

Liputan6.com, Jakarta - Badan tinju dunia, World Boxing Organization (WBO) tidak mau gegabah dalam mengeluarkan izin bagi pertandingan di tengah pandemi virus Corona Covid-19. Selama belum ada vaksin yang mampu menangkal penyakit ini, WBO meminta agar promotor tidak nekat mengambil risiko.

Tinju menjadi salah satu cabang olahraga yang terkenda dampak cukup parah dari pandemi virus Corona Covid-19. Sejumlah duel kelas dunia telah ditangguhkan akibat pandemi. Begitu juga dengan rapat tahunan WBO di Puerto Rico bulan Oktober ini terpaksa diundur ke tahun 2021.

Pandemi Covid-19 sejauh ini telah sudah menyebar ke lebih dari 200 negara. Lebih dari 2 juta orang terjangkit dan puluhan ribu jiwa tidak tertolong, termasuk sejumlah insan olahraga.

Dalam situasi seperti ini, WBO meminta semua pihak menahan diri. "Ketika situasi sudah aman, kami akan menggelar pertandingan selama itu tidak beresiko terhadap kesehatan peserta maupun masyarakat yang menonton," ujar Presiden WBO, Francisco 'Paco' Valcárcel dilansir boxingscene.

"Tinju sangat bergantung kepada vaksin. Itu akan menjadi titik awal," katanya.

 

2 dari 3 halaman

Keuntungan Tidak Sepadan

Ilustrasi sarung tinju

Valcárcel juga menyinggung promotor di Puerto Rico, yang hendak menggelar pertandingan di tengah pandemi. Selain beresiko, pertarunganjuga tidak sepadan dengan keuntungan yang didapat.

"Mereka harus menyediakan masker untuk masyarakat, selain itu mereka juga harus membatasi jumlah orang yang datang sebab kalau mereka berkata bisa menjamin keselamatan dan seseorang ternyata terinfeksi dalam pertarungan, promotor secara hukum harus tanggung jawab," katanya.

"Biayanya akan sangat tinggi dan pemasukan berkurang. Kita juga harus mempertimbangkan bila promotor mengundang petinju dari negara lain. Itu akan semakin sulit. Menurut saya, harus ada solusi yang bisa dibicarakan dengan komisi tinju dan pemerintah di sana sebab situasi akan kembali normal pada waktunya. Harus benar-benar aman. Tidak bisa separuh aman," beber Paco. 

3 dari 3 halaman

Berbeda Sikap untuk Jepang

Seorang pria mengenakan masker pelindung berjalan di terowongan sebuah stasiun metro di Tokyo, Jepang, 11 Maret 2020. Pandemi virus corona COVID-19 membuat Jepang dilema untuk tetap menggelar Olimpiade 2020. (Photo by Philip FONG/AFP)

Meski demikian, sikap presiden WBO berbeda saat menanggapi rencana pertarungan yang akan berlangsung di Jepang, Juni mendatang. Meski Negeri Sakura tidak luput dari pandemi virus Corona Covid-19, Paco menilai kondisi penyebaran di Negeri Matahari Terbit itu masih terkendali.

"Tribune penonton akan menerapkan jarak bagi para penonton, ditambah dua bangku kosong untuk setiap penonton demi menghindari kontak. Orang-orang juga tidak akan diizinkan berada di lorong. Petinju, pelatih, dan staf juga akan melakukan tes Covid-19 dan hasilnya didapat pada hari yang sama. Jika ada yang positif, mereka dilarang tampil karena beresiko menularkan," ujarnya.  

"Di Jepang, situasinya berbeda karena budaya mereka juga sudah membiasakan orang mengenakan masker. Selalu seperti itu. Di Jepang orang sangat menghargai hak-hak orang lain, hal ini tidak terlalu menjadi budaya bagi orang-orang di Puerto Rico," beber Valcarcel.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya