Pemkab Trenggalek Siapkan Tempat Singgah untuk Warganya yang Nekat Mudik

Bila difungsikan secara maksimal, tempat singgah itu bisa menampung mereka yang nekat mudik hingga 100 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2020, 11:45 WIB
Sejumlah bus antar kota antar provinsi berjejer menunggu untuk mengangkut penumpang untuk pulang kampung di Terminal Pulogebang, Jakarta, Sabtu (9/6). Diperkirakan akan terjadi lonjakan arus mudik pada H-3 atau H-2 lebaran. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek, Jawa Timur, menyiapkan sejumlah rumah singgah di setiap kecamatan untuk menampung warganya yang nekat mudik Lebaran meski telah dilarang.

Pelarangan mudik Lebaran itu dilakukan untuk mengantisipasi sekaligus mencegah penularan virus Corona Covid-19.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan, pihaknya saat ini menyiapkan 14 gedung sekolah yang dialihfungsikan menjadi rumah singgah bagi pemudik Lebaran.

Jumlah itu bisa saja ditambah dengan melihat perkembangan ke depan. Meskipun, Nur Arifin berharap warga patuh untuk tidak mudik dulu demi mencegah dan memutus rantai penularan Corona Covid-19.

"Kabupaten Trenggalek menyiagakan rumah singgah sekaligus ruang observasi pelayanan Covid-19 ini ditujukan bagi mereka yang masih memaksa mudik dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan isolasi mandiri di rumah. Maka kami observasi dahulu di tempat yang telah disediakan," kata Nur Arifin usai meninjau rumah singgah sementara di SMPN 1 Pogalan, Trenggalek, dikutip dari Antara, Selasa (21/4/2020).

Dia menjelaskan, di tempat singgah tersebut, Pemkab Trenggalek menyiagakan lima ruang yang masing-masingnya bisa menampung hingga enam tempat tidur.

Sehingga, kata Nur Arifin, bila difungsikan secara maksimal, tempat singgah itu bisa menampung mereka yang nekat mudik hingga 100 orang.

"Rumah singgah ini nantinya juga akan dilengkapi dapur umum, yang logistiknya disediakan oleh Dinas Sosial. Namun yang masak nantinya kalau bisa UMKM setempat sehingga pelaku ekonomi ini bisa tergerak," ucapnya.

"Nanti setiap kecamatan kami ploting minimal ada satu, tetapi dari Dinas Pendidikan sesuai arahan gubernur sekolah-sekolah kami gunakan sebagai rumah singgah sementara," sambung Nur Arifin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tak Buat Stigma Buruk

Petugas medis dengan pakaian pelindung mengambil sampel dari pengemudi di layanan "drive-thru" di Goyang, Korea Selatan, 1 Maret 2020. Seorang pengemudi diperiksa dari dalam mobilnya untuk melakukan serangkaian tes virus Corona COVID-19 oleh staf medis. (AP/Ahn Young-joon)

Menurut Nur Arifin, Dinas Pendidikan Kabupaten Trenggalek sudah menyiapkan tiga sampai lima opsi, baik SD maupun SMP. Namun saat ini, kata dia, proyeksi disiapkan dulu setiap kecamatan satu lokasi rumah singgah.

"Namun kami berharap meskipun rumah singgah sudah disiapkan, tempat ini bisa kosong. Artinya semua orang bisa disiplin bisa melaksanakan tidak mudik, sehingga tidak menjadi beban atau risiko bagi tempat yang didatangi," kata dia.

Nur Arifin berharap ada edukasi kepada masyarakat sehingga tidak ada stigma buruk terhadap rumah singgah atau ruang isolasi, bahkan kepada mereka yang nantinya disinggahkan dalam tempat tersebut.

"Jangan ada stigma negatif kepada mereka dan tempat ini, karena tempat ini kita persiapkan untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona yang kemungkinan bisa terbawa oleh masyarakat yang melaksanakan mudik," jelas Nur Arifin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya