Pertamina Prediksi Pendapatan Turun Dampak Pandemi Corona

Permintaan BBM di dalam negeri mengalami penurunan maka akan berpengaruh terhadap pendapatan Pertamina.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Apr 2020, 14:45 WIB
Dirut Pertamina Nicke Widyawati memberikan keterangan pers terkait tumpahan minyak di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (1/8/2019). Tumpahan minyak spill terjadi laut pantai utara Karawang dan Pertamina siap mengganti kerugian kepada semua pihak yang terimbas. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Direktur utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, mengatakan bahwa penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) perseroan mengalami penurunan di tengah wabah pandemi virus Corona ini. Bahkan penurunan penjualan BBM ini sampai mencetak angka terendah sepanjang sejarah.

“Ini situasi yang belum pernah terjadi, kalau dilihat penjualan terendah sepanjang sejarah Pertamina tentu saja akan berdampak besar pada bagaimana operasional dan dari sisi keuangan Pertamina,” kata Nicke dalam rapat dengar pendapat dengan komisi VI DPR, Kamis (16/4/2020).

Ia menjelaskan, bahwa karena permintaan BBM di dalam negeri mengalami penurunan maka akan berpengaruh terhadap pendapatan Pertamina.

Selain itu, pendapatan Pertamina juga terpengaruh dari pelemahan nilai tukar rupiah. Pelemahan rupiah membuat beban beban Pertamina  meningkat karena selama ini perseroan membeli minyak mentah atau olahan menggunakan dolar AS.

“Karena kita melakukan belanja dalam dolar AS, tetapi harga jual dipatok dalam rupiah, sehingga di sini terjadi yang dampaknya besar terhadap kinerja perusahaan,” ujarnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penurunan Permintaan

Pengemudi ojek darling mengisi bahan bakar di SPBU Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2020). PT. Pertamina memberikan bantuan cashback 50% kepada ojek darling hingga 12 Juli 2020 demi mereda pandemi virus corona. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Nicke mengatakan, data per hari ini menunjukkan terdapat penurunan konsumsi sekitar 34,9 persen. "Hari ini sebagai laporan saja, secara nasional penurunan BBM itu sekitar 34,9 persen dibandingkan penjualan di Januari dan Februari," paparnya.

Dia melanjutkan, penurunan konsumsi utamanya terjadi di kota-kota besar. Penurunan tersebut terparah sepanjang sejarah Pertamina berdiri.

"Khususnya adalah kota-kota besar, di mana konsumsi BBM di DKI itu menurun 59 persen, Bandung menurun 57 persen, Makassar 53 persen dan kota lainnya itu di atas 45 persen. Ini situasi yang belum pernah terjadi. Jadi ini sale terendah sepanjang sejarah Pertamina dan tentunya ini akan berdampak pada operasional kami dan keuangan Pertamina," jelasnya. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya