Dirut RS Unair Ingatkan Pasien Sembuh dari COVID-19 Tetap Terapkan Pola Hidup Sehat

Prof Nasronudin menuturkan, reinfeksi adalah kasus pasien COVID-19 yang sudah sembuh akan kembali terinfeksi saat daya tahan tubuhnya tidak baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2020, 19:10 WIB
Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga Prof. Dr. Nasronudin (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya Prof dr Nasronudin meminta pasien Corona COVID-19 yang sudah sembuh untuk terus menjaga gaya hidup sehat sehingga tidak kembali terinfeksi. Pesan ini ia sampaikan mengingat ada kasus reinfeksi di Wuhan, China.

Prof Nasronudin menuturkan, reinfeksi adalah kasus pasien COVID-19 yang sudah sembuh akan kembali terinfeksi saat daya tahan tubuhnya tidak baik. 

"Kalau kekebalan tubuhnya baik, tidak semua orang terinfeksi. Kalaupun terinfeksi tidak berat. Maka daya tahan tubuh harus terus dijaga dengan gaya hidup sehat, supaya tidak kembali terinfeksi," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Kamis (2/4/2020). 

Infeksi ini juga akan meningkat peluangnya pada orang yang sering berkontak secara langsung, seperti tenaga kesehatan. Sehingga bisa saja orang akan dalam kondisi sehat saat beberapa kali bertemu atau terpapar virus.  

"Tapi, semakin banyak paparan, semakin besar risiko terinfeksi. Makanya tenaga kesehatan punya risiko tinggi," ujar dia.

 

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Perlu Pengawasan dari Puskemas

Prof. Dr. Nasronudin, Sp.PD.,KPTI-FINASIM (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Dia menuturkan, pasien COVID-19 dinyatakan sembuh setelah kondisi fisik sehat setelah perawatan atau pasien positif yang sehat dan melewati 14 hari masa isolasi. "Mereka juga harus diswab dua kali, seminggu setelah sehat dan dua hari setelahnya, hasilnya harus negatif," kata dia.

Hal ini juga berlaku bagi pasien positif tanpa keluhan yang menjalani isolasi di rumah selama 14 hari.  Dengan pengawasan puskesmas, kondisi kesehatan pasien positif selalu dalam pengawasan meskipun isolasi mandiri di rumah. 

"Cara kerja virus pada umumnya saat sudah pernah menyerang tubuh akan membuat antibodi. Paling tidak tubuh akan lebih siap saat virus itu menyerang," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya