Pasien Corona Imported Case Lolos Pemeriksaan di Bandara, Ini Penyebabnya

Pemerintah mengumumkan tujuh kasus baru positif Corona di Indonesia. Ketujuh kasus itu merupakan imported case atau pasien terinfeksi di luar negeri.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 11 Mar 2020, 19:53 WIB
Petugas menyiapkan mobil ambulans untuk membawa pasien terduga virus corona di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). Satu WNA terindikasi virus corona diizinkan pulang setelah hasil pemeriksaan, WNA itu negatif corona. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mengumumkan tujuh kasus baru positif Corona (Covid-19) di Indonesia. Ketujuh kasus itu merupakan imported case atau pasien terinfeksi di luar negeri.

Dari 34 kasus virus corona di Indonesia, 20 di antaranya adalah kategori imported case.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengakui, para pasien imported case tak terdeteksi menunjukkan gejala Covid-19 saat tiba di bandara. Hal ini dikarenakan mereka tidak mengalami demam tinggi sehingga lolos pemeriksaan.

"Beberapa waktu yang lalu saya katakan bahwa dengan kondisi penyakit sebagian besar (sakit) ringan sedang, maka dia masuk dalam kondisi tidak panas terlalu tinggi dan tidak akan terdetect oleh thermal scan," ujar Yurianto di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Dia menjelaskan, para pasien imported case diberikan health alert card saat tiba di Indonesia. Kartu itu diberikan kepada pendatang yang berasal dari negara terpapar virus corona.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Langsung Periksa

Suasana RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, memulangkan seorang pasien WNA suspect corona. WNA tersebut dinyatakan negatif corona setelah dipantau sejak Selasa (3/3/2020) lalu. (merdeka.com/Imam Buhori)

Kasus imported case ini menimpa baik warga negara Indonesia dan warga negara asing. Yurianto menuturkan, umumnya pasien imported case langsung memeriksakan diri ke rumah sakit apabila merasakan gejala.

"Maka pada saat mereka merasakan tidak enak badan, mereka menandatangani beberapa rumah sakit dan menunjukan kartu itu. Itu menjadi upaya deteksi kita," jelas Yurianto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya