Ketika Cinta Tak Pandang Fisik, Energi Positif Selalu Mengalir

Cinta tak pandang fisik dan kondisi disabilitas bukan pembatas. Hal ini dibuktikan oleh sepasang kekasih asal Houston, Texas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Jan 2020, 10:32 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Cinta tak pandang fisik dan kondisi disabilitas bukan penghalang. Hal ini dibuktikan oleh sepasang kekasih asal Houston, Texas.

Jlissa Austin yang lahir tanpa kedua tangan, dan dengan kaki yang sangat pendek dengan pertumuhan tidak sempurna menemukan tambatan hatinya bernama John. Seperti dilihat dari tayangan Barcoft TV Born Different, mereka adalah pasangan yang bahagia seperti pasangan pada umumnya.

John bukan penyandang disabilitas, tak sedikit pun merasa malu dengan keadaan tunangannya itu. Pria bertubuh besar tersebut senantiasa mengayomi dan mencintai Jlissa sepenuh hati.

“Dia adalah orang yang luar biasa, teman yang luar biasa. Kami adalah sebuah tim. Kami bekerjasama dengan baik, dia memberiku energi, aku memberinya energi,” ujar John.

Hubungan mereka telah berjalan 13 tahun. “Aku pikir ini adalah hal terbaik yang dapat terjadi dalam hidupku,” kata Jlissa.

Awalnya mereka dipertemukan oleh teman-teman dan akhirnya memutuskan untuk belajar saling mencintai. Dengan setia, John menemani Jlissa, menyuapinya makan, dan membantu hal-hal yang dibutuhkan.

Jlissa berkisah, ketika mereka berjalan-jalan di luar tak jarang ada orang menghampiri. Mereka menyalami tangan John dan berkata “Saya salut pada kalian”.

“Kondisinya tidak pernah berdampak pada kehidupan percintaan, aku mencintainya seperti orang biasa,” kata John.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Selalu Berpikir Positif

Cerahnya Harimu Saat Berpikir Positif dan Bersyukur

Kepribadian Jlissa yang sangat positif membuat siapa pun memperlakukannya dengan baik. Perempuan berusia 31 tahun ini bahkan selalu berusaha semandiri mungkin dan menerima keadaan.

"Disabilitasku tidak memengaruhi apa pun. Aku tidak keberatan lahir tanpa lengan, maksudku, ini lah adanya,” ujarnya.

Perempuan berkulit hitam ini mengaku tak pernah mendapat bullying dari siapa pun. Ada pun ocehan-ocehan semasa sekolah dasar tak pernah ia anggap sebagai bully. “Ya anak-anak adalah anak-anak”.

Ia bahkan mampu melakukan pekerjaan sehari-hari seperti menyikat gigi, mengoperasikan ponsel, dan makan menggunakan kaki.

"Menyikat gigi itu mudah, hal itu tak pernah sulit. Aku bisa pergi ke toilet sendiri, aku bisa melakukan segala hal kecil sendiri, sewaktu-waktu aku bisa makan dan memegang cangkir menggunakan kaki”.

Menurut sang ibu, Deborah, anaknya ini terlahir tanpa kedua lengan dan kaki yang pendek namun ia adalah bayi yang ceria.

"Aku selalu menyimpan bantal di sampingnya ketika tidur, dia selalu jatuh dari kasur. Dia sangat lincah dan dia adalah bayi yang ceria,” kata Deborah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya