Tinggalkan Abu Ayahnya di Toilet Stasiun, Pria Jepang Ditangkap Polisi

Pria Jepang ditangkap karena meninggalkan abu ayahnya di toilet stasiun kereta bawah tanah Tokyo.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2020, 17:34 WIB
Ilustrasi stasiun. (iStockphoto)

Liputan6.com, Tokyo - Seorang pria telah ditangkap di Tokyo setelah diduga meninggalkan abu kremasi jasad ayahnya di toilet stasiun kereta bawah tanah.

Polisi Tokyo mengatakan, Hishijima diduga meninggalkan abu jenazah di dalam sebuah bilik di dalam kamar kecil pria di Marunouchi Line, stasiun Tokyo. Dia ditangkap pada 17 Januari seperti dilansir CNN, Kamis (23/1/2020).

Di Jepang, meninggalkan jenazah di tempat umum selain tempat pemakaman dapat dihukum dengan denda atau sampai tiga tahun penjara. Sementara itu, terkait meninggalkan sisa abu di tempat umum sebelumnya jarang terjadi.

Ketika ayah Hiroaki Hishijima meninggal pada September tahun lalu, para pejabat di Shinjuku, Tokyo, menangani kremasi jasadnya. Menurut sebuah laporan di TV afiliasi CNN, Asahi, Hishijima pergi untuk mengambil jasad ayahnya pada November untuk upacara pemakaman yang layak, tetapi ia khawatir ibunya akan marah jika dia membawa abunya pulang.

Menurut laporan SoraNews24, Hijishima mengatakan kepada polisi bahwa ia merasa pulang ke rumah bukanlah suatu pilihan, karena untuk melakukan pemakaman jenazah akan memakan proses yang terlalu mahal dan menghabiskan banyak waktu menurutnya.

Hingga saat ini, masalah terkait pemakaman ayahnya yang tidak jelas masih meninggalkan pertanyaan dan ramai dibicarakan oleh publik. Beberapa dugaan juga mengatakan bahwa keluarga itu sepertinya berada dalam hubungan yang tidak harmonis sehingga mengakibatkan ketidakjelasan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kematian di Jepang Mencapai Rekor Tertinggi

Ilustrasi kematian. (iStockphoto)

Secara tradisional, jenazah dikremasi disimpan dalam guci penguburan yang ditempatkan di makam keluarga yang diwariskan, dengan kerabat membantu pembayaran untuk pemeliharaan dan kunjungan sesering mungkin.

Kematian di Jepang telah mencapai rekor tertinggi pascaperang sebanyak 1,376 juta pada 2019 dengan penurunan populasi sebanyak 512.000, angka itu merupakan tertinggi yang pernah ada.

Sementara pemakaman umum melibatkan daftar tunggu yang panjang, karena batu nisan di tempat pribadi dapat mencapai Rp 54 juta hingga lebih dari itu. Dengan lokasi dan jenis batu nisan yang harganya mahal, menurut mantan direktur pemakaman Yusuke Wada, satu blok penuh di pemakaman Kamakura akan dikenakan biaya sama dengan biaya untuk membeli mobil mewah seperti Lexus.

Seiring dengan tuntutan dan gaya hidup berganti, praktik pemakaman pun juga berkembang. Biasanya orang yang mencari pemakaman dengan biaya lebih hemat, memilih untuk menyewa perahu dan membayar untuk membakar jenazah lalu disebar ke laut.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya