Atasi Banjir, Pemkot Madiun Optimalkan 9 Pompa Air 24 Jam

Sembilan pompa milik Pemkot Madiun akan dioptimalkan kerjanya selama 24 jam menyusul potensi banjir di musim hujan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2020, 16:00 WIB
Air hasil penyedotan banjir di alirkan ke Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta, Rabu (25/11/2015). Penyedotan tersebut untuk mempercepat penyurutan banjir di pemukiman Kampung Pulo. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun Jawa Timur akan mengoptimalkan mesin pompa air yang dimiliknya guna mengantisipasi dan mengatasi bencana banjir yang rawan terjadi di wilayahnya selama musim hujan.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Madiun, Jawa Timur, Jariyanto mengatakan bahwa secara keseluruhan pihaknya memiliki sembilan mesin pompa air yang terpasang di sembilan titik lokasi.

"Sembilan mesin pompa air tersebut semuanya aktif. Pompa-pompa tersebut bersiaga selama 24 jam mengantisipasi genangan dan banjir jika sewaktu-waktu terjadi," ujar Jariyanto kepada wartawan di Madiun, Senin, 13 Januari 2020, dilansir dari Antara.

Menurut dia, sembilan pompa air permanen tersebut di antaranya terpasang di Jalan Pandan, Jalan Kaswari, Gang Pancasila. Lalu di Kelurahan Madiun Lor, Sogaten, dan Patihan. Selain itu juga terdapat pompa air mobile yang digunakan saat terjadi kondisi darurat.

"Selain pompa yang terpasang menetap atau permanen, kita juga punya yang mobile. Mobile itu dibutuhkan ketika kondisi darurat," katanya di Madiun.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Kapasitas Pompa

Petugas Sudin Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur mengecek pompa air di Kampung Pulo, Jakarta, Rabu (23/1). Pengecekan ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir dan genangan. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Selanjutnya, Jariyanto mengatakan, masing-masing pompa air tersebut rata-rata berkapasitas 1.000-1.500 meter kubik per detik, termasuk pompa air mobile.

Ia menilai, jika curah hujan sedang tinggi dan Kota Madiun menerima kiriman air hujan dari wilayah Kabupaten Madiun dan Ponorogo, maka memang harus memaksimalkan pompa-pompa yang ada. Hal itu agar tidak muncul genangan ataupun banjir.

Jariyanto menambahkan, selain memaksimalkan sembilan pompa yang ada, untuk mengatasi banjir di wilayah Kota Madiun, pemkot juga bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Solo. Hal itu untuk mengoptimalkan pengoperasionalan pompa air yang dimilikinya.

Sementara berdasarkan pemetaan BPBD Kota Madiun, daerah rawan banjir di wilayah setempat terdapat di sejumlah kelurahan, di antaranya Kelurahan Tawangrejo, Kelun, Pilangbango, Rejomulyo, Nambangan Kidul, dan Nambangan Lor.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya