Tanjidor, Musik Betawi Rasa Portugis

Alunan musik tanjidor merupakan gabungan dari alat musik trombon, piston, tenor, bas, serta tetabuhan yang merupakan akulturasi budaya lokal dengan budaya Portugis.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Jun 2012, 22:36 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Jakarta memiliki keragaman budaya yang banyak dipengaruhi oleh budaya asing. Seperti kesenian tanjidor yang merupakan akulturasi budaya lokal dengan budaya Portugis. Alunan musik tanjidor merupakan gabungan dari alat musik trombon, piston, tenor, bas, serta tetabuhan. Sebagian dari peralatan musik ini peninggalan dari awal abad ke-19. Tak heran bila terlihat usang dan suaranya fals.

Meski kesenian tanjidor makin jarang dimainkan, regenerasi pemain mulai berjalan. Di kawasan Cijantung, Jakarta Timur, sejumlah pemuda mulai mempelajarinya dan bergabung dalam kelompok tanjidor Putra Mayang Sari yang kini rutin tampil di berbagai acara di Ibu Kota. Semula tanjidor dimainkan dalam perhelatan keagamaan atau pernikahan, tapi kini bergeser menjadi musik hiburan rakyat.
 
Memainkan kesenian khas Betawi dalam kelompok beranggota sembilan orang bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan pemahaman akan notasi, perbendaharaan lagu, serta alat musik. Namun, dengan regenerasi diharapkan budaya warisan leluhur ini bisa dilestarikan.(ADO)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya