Liputan6.com, Jakarta: Hingga kini KPK masih belum menemukan bukti kuat yang dapat menyeret Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam megaskandal kasus korupsi seperti disebut-sebut mantan bendahara Partai Demokrat, Nazaruddin. Dalam persidangan kasus wisma atlet dengan terdakwa Mohammad Nazaruddin dan beberapa saksi menyebut-nyebut nama Anas terlibat. Namun bukti-bukti yang menguatkan bahwa Anas terlibat masih dianggap belum mencukupi. Menurut Wakil Ketua KPK, Busyro Muqodas, pihaknya hingga kini masih belum menemukan bukti kuat yang dapat menyeret Anas sebagai tersangka.
Di sisi lain, tuntutan agar siapa pun kader Partai Demokrat yang terlibat skandal korupsi agar mundur kian menguat. Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawady Syamsudin mengatakan partainya tetap akan terus bekerja meski tudingan miring menggelayuti citra partai. Pernyataan senada juga disampaikan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Saan Mustopa.
Sejak Nazaruddin menjadi tersangka kasus korupsi wisma atlet di Palembang, nama Anas Urbaningrum santer disebut-sebut ikut terlibat. Bahkan dalam kasus terbaru megaprojek pusat pendidikan olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Terpaan badai isu korupsi di tubuh Demokrat bahkan menurunkan citra PD seperti yang disampaikan oleh beberapa lembaga survei. (Vin)
Di sisi lain, tuntutan agar siapa pun kader Partai Demokrat yang terlibat skandal korupsi agar mundur kian menguat. Ketua DPP Partai Demokrat Didi Irawady Syamsudin mengatakan partainya tetap akan terus bekerja meski tudingan miring menggelayuti citra partai. Pernyataan senada juga disampaikan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Saan Mustopa.
Sejak Nazaruddin menjadi tersangka kasus korupsi wisma atlet di Palembang, nama Anas Urbaningrum santer disebut-sebut ikut terlibat. Bahkan dalam kasus terbaru megaprojek pusat pendidikan olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Terpaan badai isu korupsi di tubuh Demokrat bahkan menurunkan citra PD seperti yang disampaikan oleh beberapa lembaga survei. (Vin)
