Jangan Sampai Tertipu, Malware StrandHogg Menyamar Jadi 500 Aplikasi Android

Baru saja ditemukan malware bernama StrandHogg yang mampu menyamar menjadi 500 aplikasi Android.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2019, 07:00 WIB
Ilustrasi malware StrandHogg. Dok: medium.com

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah celah keamanan Android dimanfaatkan oleh malware untuk melakukan deretan kejahatan siber untuk mengincar para korban.

Developer software keamanan Promon melaporkan terdapat malware bernama StrandHogg yang mampu menyamar menjadi 500 aplikasi Android.

Promon juga menemukan 36 malware yang bertugas membawa celah keamanan Android tersebut. Demikian seperti dilansir Phone Arena dari Merdeka.com.

Jika malware ini masuk ke perangkat pengguna, hacker punya deretan akses ke pengguna. Parahnya lagi, hacker mampu membuat smartphone menjadi bricking, atau mati total.

Sebelum melakukan bricking, hacker terlebih dulu akan memanfaatkan berbagai akses, seperti mendengarkan percakapan dari mikrofon smartphone pengguna, mendapatkan akses kamera yang mampu dikontrol dari jauh, serta membaca dan mengirim SMS.

 

2 dari 3 halaman

Juga Bisa Ketahui Lokasi Pengguna

Mazar, malware yang mampu hapus data smartphone lewat SMS (Foto: PhoneArena)

Hacker juga bisa mengintip telepon, mengetahui lokasi via GPS, mengakses galeri, melihat kontak, dan banyak akses ke informasi pribadi lainnya.

Semua akses ini biasanya berujung pada praktik phishing atau penduplikasian password perbankan yang harusnya jadi informasi pribadi.

Cara malware ini menginfeksi pengguna adalah dengan menyerupakan diri dengan ikon aplikasi asli.

 

3 dari 3 halaman

Berantas Malware

Head of Android Google Sundar Pichai mengatakan jika ia berada di bisnis menciptakan malware, ia kemungkinan akan menargetkan Android juga.

Namun jika lengah, pengguna akan mengklik malware ini dan diminta izin ke beberapa akses. Jika pengguna tak awas dan memberi izin, hacker bisa dengan mudah meretas isi smartphone.

Untungnya dalam laporan ini, disebut bahwa Google telah bekerjasama dengan beberapa firma keamanan siber untuk memberantas malware. Meski demikian, Promon menyebut bahwa celah keamanan ini masih belum diperbaiki oleh Google.

Maka dari itu kamu disarankan untuk lebih hati-hati dalam berselancar dan memasang aplikasi di smartphone.

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya