FOTO: [CERITA] Potret Hidup Badut Syiar

Sepuluh tahun sudah Yahya (38 tahun) menjadi Badut Syiar atau disebut kawannya yang sama-sama mengajar di panti asuhan dengan panggilan Badut Syariah.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Des 2019, 12:00 WIB
Badut Syiar
Sepuluh tahun sudah Yahya (38 tahun) menjadi Badut Syiar atau disebut kawannya yang sama-sama mengajar di panti asuhan dengan panggilan Badut Syariah.
Yahya (38 tahun) begitu ia disapa. Sepuluh tahun sudah dijalaninya sebagai Badut Syiar atau disebut kawannya yang sama-sama mengajar di panti asuhan dengan panggilan Badut Syariah. Di lingkungannya Sudimara Pinang, Tangerang, Yahya merupakan sosok yang sudah tak asing lagi. (merdeka.com/Arie Basuki)
Semula, Yahya (38 tahun) hanya guru mengaji biasa pada Panti Asuhan Darussalam An'nur, kawasan Sudimara Pinang, Kota Tangerang, Banten. Setiap mengajar ia selalu mengenakan pakaian ala badut dengan riasan wajah, hidung merah membesar serta peci putih menghiasi kepalanya. (merdeka.com/Arie Basuki)
Yahya memiliki kesenangan pada dunia hiburan khususnya badut. Menghibur dan mengundang gelak tawa anak-anak adalah sesuatu yang amat bernilai bagi hidupnya. Terkadang ia mengajak anak bungsunya yang suka dipanggil “Bacil” atau badut cilik mengajar bersama. (merdeka.com/Arie Basuki)
Yahya mengaku sempat ada kebimbangan dalam dirinya apakah ia tetap menjadi badut atau guru mengaji. Sampai akhirnya seorang ustad senior memberikan memberikan solusi dengan perumpamaan kisah Abunawas yang kerap melucu tapi tetap berdakwah, menjadi seorang Badut Syiar. (merdeka.com/Arie Basuki)
Terkadang Yahya membonceng anaknya yang berusia 4,5 tahun – dengan dihiasi ala badut berangkat pergi mengajar. Tegur sapa serta lambaian tangan kerap dijumpai sepanjang jalan yang ia lewati. Polos dengan tampang lucu yang mengalir tanpa dibuat buat. (merdeka.com/Arie Basuki)
Sehari-hari Yahya menyampaikan pelajaran tentang nilai-nilai moral, adab dan ahlak. Lebih dari 45 anak-anak yang rata-rata yatim piatu ia ajari ilmu tentang agama Islam secara ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun. (merdeka.com/Arie Basuki)
Iqro, tajwid, tauhid, fiqih, dan ilmu agama lainnya menjadi materi ajar yang sehari-hari Yahya sampaikan kepada anak didiknya. Yahya terus membina anak-anak agar menjadi generasi yang baik dan berbudi pekerti luhur. (merdeka.com/Arie Basuki)
Sambil berpakaian ala badut, Yahya tetap mengajarkan mengaji kepada anak-anak. Hanya satu yang ia inginkan dari anak-anak didiknya yaitu menjadi generasi yang berguna bagi agama, orang tua dan bangsa. (merdeka.com/Arie Basuki)
Untuk membiayai kehidupan pribadinya bersama istri dan anak tercinta, setiap akhir pekan Yahya kerap dipanggil sebagai badut penghibur di acara pesta ulang tahun dan beragam kegiatan lainnya. (merdeka.com/Arie Basuki)
Bersama buah hatinya, Yahya berkomitmen terus menyampaikan pelajaran tentang moral, adab dan akhlak kepada anak didiknya. Yahya mengaku semua yang dilakukan hanya mengharap ridho dari Allah SWT. (merdeka.com/Arie Basuki)
Tanpa mengharapkan imbalan apapun, Yahya mencoba terus membagi semua pengetahuan yang dimilikinya, terlebih ilmu tentang agama Islam yang dimilikinya kepada anak didiknya. Semuanya berlandaskan pengabdian untuk sesama. (merdeka.com/Arie Basuki)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya