Mahfud Md Minta Semua Pihak Kampanye Antisipasi Karhutla 2020

Menko Mahfud Md mengatakan, hasil rapat sekarang mengenai kebakaran hutan akan segera dilaporkan ke Presiden.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 06 Des 2019, 12:39 WIB
Menko Polhukam, Mahfud Md menunjukkan tanda terima Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/12/2019). Diberitakan sebelumnya, KPK mengimbau para menteri untuk melaporkan kekayaan mereka ke KPK. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md meminta semua pihak untuk mengkampanyekan antisipasi demi mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi pada tahun depan.

Demikian disampaikan Mahfud Md usai rapat koordinasi khusus secara tertutup dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Mendagri Tito Karnavian, Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan beberapa kepala lembaga terkait lainnya.

"Minta dukungan saudara saudara juga untuk kampanye antisipasi ke depan," ucap Mahfud di kantor Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Jumat (6/12/2019).

Menurut dia, hasil rapat sekarang untuk segera dilaporkan ke Presiden. "Nanti seperti biasanya, Presiden akan memimpin rapat khusus untuk antisipasi kebakaran hutan, yang akan mungkin, yang bisa saja terjadi di tahun 2020," ungkap Mahfud.

Sebelumya, Mahfud Md bersyukur, tahun 2019, kebakaran hutan tertangani dengan baik, jika dibandingkan dengan negara lain.

"Indonesia terhitung yang paling aman, meskipun kita masih merasakan di sana sini masih ada. Itu di tahun 2019," kata Mahfud Md.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Karhutla

Prajurit TNI berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau (12/9/2019). Kebakaran hutan yang terjadi membuat kekhawatiran tentang dampak meningkatnya wabah api di seluruh dunia pada pemanasan global. (AFP Photo/Adek Berry)

Berdasarkan data KLHK, total luas lahan yang terbakar hingga September 2019 ini lebih besar dibandingkan luas Karhutla dalam tiga tahun terakhir. Karena, luas Karhutla pada 2018 sebesar 510 ribu hektar, sedangkan pada 2016 sebesar 438 ribu hektar.

Sementara itu, data BNPB pada Selasa 22 November 2019, pukul 08.00 WIB, mencatat masih terjadi Karhutla di sejumlah wilayah di Indonesia.

Titik panas atau hot spot teridentifikasi di enam provinsi yang menjadi perhatian BNPB yaitu Sumsel 153 titik, Kalteng 44, Kalsel 23, Kalbar 5 dan Jambi 2.

Data tersebut berdasarkan citra satelit modis-catalog lapan pada 24 jam terakhir. Masih adanya titik panas berpengaruh terhadap kualitas udara di wilayah terdampak. Data kualitas yang diukur dengan parameter PM 2,5 mengindikasikan kualitas pada tingkat baik hingga tidak sehat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya