Seorang jurnalis Palestina menggelar aksi solidaritas di Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki, Minggu (17/11/2019). Mereka mengutuk kekerasan polisi Israel yang membuat Mu'ath Amarneh buta setelah matanya tertembak saat meliput aksi protes warga Palestina terhadap pemukiman Yahudi. (HAZEM BADER/AFP)
Jurnalis Palestina menggelar aksi solidaritas untuk Mu'ath Amarneh di Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki, Minggu (17/11/2019). Wartawan foto itu harus kehilangan mata kirinya setelah ditembak saat meliput unjuk rasa warga Palestina terhadap pemukiman Yahudi pada Jumat (15/10). (HAZEM BADER/AFP)
Seorang jurnalis Palestina menggelar aksi solidaritas di Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki, Minggu (17/11/2019). Mereka mengutuk kekerasan polisi Israel yang membuat Mu'ath Amarneh buta setelah matanya tertembak saat meliput aksi protes warga Palestina terhadap pemukiman Yahudi. (HAZEM BADER/AFP)
Jurnalis Palestina menggelar aksi solidaritas untuk Mu'ath Amarneh di Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki, Minggu (17/11/2019). Wartawan foto itu harus kehilangan mata kirinya setelah ditembak saat meliput unjuk rasa warga Palestina terhadap pemukiman Yahudi pada Jumat (15/10). (HAZEM BADER/AFP)
Seorang jurnalis Palestina menggelar aksi solidaritas di Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki, Minggu (17/11/2019). Mereka mengutuk kekerasan polisi Israel yang membuat Mu'ath Amarneh buta setelah matanya tertembak saat meliput aksi protes warga Palestina terhadap pemukiman Yahudi. (HAZEM BADER/AFP)
Mays Amarneh (tengah), putri wartawan foto Palestina Mu'ath Amarneh berpartisipasi dalam aksi solidaritas di Bethlehem, Tepi Barat yang diduduki, Minggu (17/11/2019). Mu'ath Amarneh mengalami luka setelah mata kirinya tertembak peluru karet oleh polisi Israel. (HAZEM BADER/AFP)