Jika Jadi Direksi BUMN, Ini Tantangan Ahok

Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute Achmad Yunus menyatakan, langkah yang diambil Menteri Erick ini dapat dianggap sebagai politisasi BUMN.

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Nov 2019, 19:15 WIB
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok menyambangi kantor Kementerian BUMN, Rabu (13/11/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Kabar masuknya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk menjabat posisi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cukup mengejutkan banyak pihak. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku ditawari untuk dilibatkan di salah satu BUMN.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute Achmad Yunus menyatakan, langkah yang diambil Menteri Erick ini dapat dianggap sebagai politisasi BUMN.

"Ini bukan pertama kalinya direksi BUMN dari orang non karir, tapi kita kenal Ahok ini latar belakangnya politik, dia besar dalam politik, sehingga ini kami anggap sebagai bagian dari politisasi BUMN," ujar Achmad saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (13/11/2019).

Lebih lanjut, Ahok dinilai belum merepresentasikan kalangan profesional, meskipun dia juga pengusaha. Achmad khawatir jika kalangan politisi bisa memahami loyalitas terhadap perusahaan, memahami proses bisnis dan menciptakan trust kepada stakeholder.

"Makanya agak susah (untuk kalangan politisi) bergabung, karena dibutuhkan trust dari stakeholder terhadap BUMN. Bagaimana dia (politisi) bisa mengubah imej dirinya menjadi profesional," imbuhnya.

Persaingan menjadi direksi BUMN sangat ketat, karena kompetisi awal dari pejabat karier, naik menjadi pejabat struktural, kemudian masuk full talent menjadi direksi harus dilalui dengan baik. Oleh karenanya, lanjut Achmad, sebelum era kepemimpinan Presiden Jokowi, urusan BUMN dan politik selalu dipisahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Beri Kesempatan

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat ngevlog pertama kali usai bebas dari penjara. (Youtube: Panggil Saya BTP)

Meski demikian, lanjut Achmad, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menolak keputusan Menteri Erick, karena BUMN masih harus mengejar ketertinggalannya. Oleh karenanya, Ahok dianggap pantas mendapat kesempatan jika benar-benar ditunjuk jadi direksi BUMN.

"Kita coba kasih kesempatan, meskipun bukan dari kalangan profesional. Contohnya seperti Buwas (Budi Waseso), itu kan polisi yang sangat tegas, memimpin Bulog ternyata bagus, efek dari sikap tegasnya," ujar Achmad.

Diharapkan juga momentum masuknya Ahok ke dalam badan BUMN tidak menjadi gerbang bagi politisi lain yang tidak kebagian kursi pemerintahan untuk masuk dan merambah di BUMN.

"Jangan sampai ini jadi gerbang bagi politisi lain yang tidak dapat kursi malah jadi ikut-ikutan politisasi BUMN," tutupnya.

3 dari 3 halaman

Ahok Bakal Jadi Direksi BUMN Sektor Energi

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) didampingi Djarot Saiful Hidayat dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi keterangan usai resmi mendaftar maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, di KPUD DKI Jakarta, Rabu (21/9). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menanggapi positif pertemuan Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan Menteri BUMN, Erick Thohir.

Luhut mengatakan, sosok Ahok dinilai positif untuk memimpin salah satu perusahaan plat merah.

"Kan bagus dia masuk BUMN," kata dia, saat ditemui, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Meskipun demikian, Mantan Menko Polhukam ini enggan memberikan komentar banyak terkait posisi apa yang bakal diisi Ahok kelak.

Hanya saja ketika ditanyakan mengenai apakah Ahok akan ditempatkan di BUMN sektor energi, Luhut mengisyaratkan hal itu.

"Kira-kira begitu (BUMN sektor energi). Kalau saya tahu masa saya beri tahu kamu," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya