Perenang Disabilitas Tanpa Tangan dan Kaki Ini Wujudkan Mimpi Keliling Dunia

Croizon menjadi disabilitas karena harus kehilangan lengan dan kakinya saat berumur 26 tahun akibat sengatan listrik saat mengganti antena televisi.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2019, 09:03 WIB
Menjadi disabilitas tak halangi keinginan Philippe Croizon bersama rekannya untuk berenang keliling dunia. (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Philippe Croizon, seorang perenang dari Prancis, mengumumkan rencananya untuk berenang mengelilingi dunia. Padahal dirinya merupakan disabilitas, ia tidak memiliki lengan dan kaki.

Dia dan rekannya Arnaud Chassery, berencana untuk menyusuri lima benua dengan berenang melalui selat-selat kecil yang memisahkan benua-benua itu.

Croizon menjadi disabilitas karena harus kehilangan lengan dan kakinya saat berumur 26 tahun akibat sengatan listrik saat mengganti antena televisi.

Croizon ingin membuktikan bahwa dia masih mampu menghadapi tantangan. Selain itu, ia juga memiliki pesan yang lebih besar.

"Kami secara simbolis akan menghubungkan kelima benua itu, dua orang kecil seperti kami, dua pria. Kami secara simbolis akan membangun jembatan di antara benua. Itu berarti bahwa kami akan menyatukan mereka (kelima benua). Berarti bahwa kita semua (orang-orang di lima benua) tak pernah jauh satu sama lain," kata Croizon seperti dikutip oleh IBTimes TV.

"Jadi, bahkan jika kita memiliki pandangan politik yang berbeda, warna kulit yang berbeda, bahkan dengan kekurangan fisik kita, kita semua hidup dalam satu planet. Itulah pesan yang ingin kami sampaikan dengan jelas," sambung dia.

Croizon telah berenang melewati Selat Inggris, prestasi yang membuatnya semakin berkeinginan untuk mengambil tantangan yang lebih besar, meski dirinya adalah seorang disabilitas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Rute Renang

Ilustrasi kolam renang (iStock)

Rute yang dilewati pasangan perenang ini adalah setelah meninggalkan Perancis lalu menelusuri benua Australia dan Asia dengan berenang melalui Papua Nugini ke Indonesia.

Pada musim panas Croizon bersama Arnaud Chassery berenang melewati Laut Merah (untuk menghubungkan Asia dengan Afrika), Selat Gibraltar (Afrika dengan Eropa), dan Selat Bering (Asia dengan Amerika).

Keduanya berenang sejauh 85 kilometer dan menghabiskan 45 jam di dalam air.

 

Reporter : Marcheilla Ariesta Putri Hanggoro

Sumber : Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya