Wiranto Ditusuk, Indonesia Tak Aman Buat Investasi?

Investor sangat membutuhkan kepastian, keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Okt 2019, 10:40 WIB
Presiden RI, Joko Widodo (baju putih) saat memberi keterangan usai melihat kondisi terakhir Menko Polhukam Wiranto yang dirawat di RSPAD, Jakarta, Kamis (10/10/2019). Presiden Joko Widodo mengatakan kondisi Wiranto mulai membaik pasca peristiwa penusukan di Banten. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, peristiwa penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto di wilayah Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Kamis lalu secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kepercayaan investor.

Meskipun efeknya tak begitu signifikan lantaran pelakunya langsung tertangkap, ia menganggap insiden itu membuat calon investor menilai bahwa Indonesia masih belum aman dari ancaman jaringan teroris. Sebab yang menjadi korban penyerangan adalah pejabat tinggi sekelas Menko Polhukam.

"Dunia usaha berharap agar aparat keamanan kita dapat segera menumpas jaringan teroris sampai ke akar akarnya. Sehingga negara kita bersih dari gangguan teroris sehingga para investor tidak ragu masuk menanamkan modalnya di Indonesia," ujar Sarman dalam sebuah pernyataan tertulis, Sabtu (12/10/2019).

Menurut pria yang juga berposisi sebagai Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta ini, investor sangat membutuhkan kepastian, keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi. Indikator tersebut disebutnya harus dapat dipastikan kepada calon investor.

"Kita harapkan kejadian ini yang pertama dan terakhir agar para aparat keamanan kita dapat mendeteksi dan mengantisipasi gerakan-gerakan jaringan teroris yang dapat mengganggu iklim bisnis dan investasi dan keamanan masyarakat," tuturnya.

Terlebih, ia menambahkan, dalam waktu dekat akan ada pelantikan Presiden/Wakil Presiden baru periode 2019-2024 serta pengumuman kabinet. Dia menyatakan, hal tersebut tentunya bakal menjadi perhatian masyarakat internasional, sehingga nama baik bangsa dan negara akan sangat dipertaruhkan.

"Kita yakin aparat keamanan kita akan mampu menjaga keamanan menjelang dan selama pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI masa bhakti 2019-2024. Sehingga kepercayaan calon investor semakin meningkat dan yakin serta tidak ragu menanamkan modalnya di Indonesia," seru dia.

Sarman meneruskan, kehadiran investor menjadi satu-satunya harapan untuk dapat menopang pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja, di tengah kondisi perekonomian global yang rawan krisis dan tidak stabil. Terlebih, perang dagang AS-China yang berkepanjangan juga sangat berdampak pada perekonomian negara.

"Di samping regulasi, kebijakan, perizinan yang harus segera kita benahi, jaminan keamanan juga menjadi sesuatu yang harus kita pastikan sehingga para Investor tidak ragu dan yakin untuk masuk ke Indonesia," pungkas Sarman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Soal Penusukan Wiranto, Luhut: Radikalisme Masih Eksis di Indonesia

Jenderal purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan memberi sambutan di Deklarasi Dukungan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Capres dan Cawapres 2019, Jakarta, Minggu (12/8). Cakra berarti pusat energi, roda atau lingkaran kekuatan positif. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan terorisme atau radikalisme masih berada di Indonesia.

Hal tersebut dikatakanya usai kasus penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.

"Radicalism or terorism is still exist in Indonesia. Dan memang kita harus berhati-hati," tuturnya di Kantor Kemaritiman, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat tahun 1997 itu juga menyampaikan rasa prihatinya kepada Wiranto. Menurutnya, kasus serupa juga kerap kali terjadi di luar negeri.

"Ini bukan kasus di Indonesia saja, banyak negara mengalaminya (soal Wiranto). Yang terjadi kemarin kita merasa pedih. Saya sudah ke Pak Wiranto pagi ini dan dokter bilang harus jaga keamanan, harus berhati-hati," ujarnya.

Pihaknya pun menegaskan, insiden Wiranto tidak akan menganggu proses pelantikan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang akan digelar pada tanggal 20 Oktober mendatang.

"Tidak akan berdampak pada inagurasi, satu event tidak akan mempengaruhi itu," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya