IHSG Diprediksi Menguat Terbatas di Tengah Perundingan Dagang AS-China

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan kemarin.

oleh Bawono Yadika diperbarui 11 Okt 2019, 06:32 WIB
Pengendara mobil dan sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan berbalik arah (rebound) pada perdagangan saham hari ini. Kelanjutan negosiasi dagang AS-China masih akan membebani laju indeks.

Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer didampingi Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan bertemu pada hari ini di Washington, AS.

PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menilai indeks hanya akan menguat terbatas di pasar saham. "Pergerakan diperkirakan masih akan terbatas di support 6.003-6.013 dan resistance 6.039-6.055," ujarnya di Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Di tengah penguatan itu, pihaknya merekomendasikan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas Wiliam Suryawijaya menyebutkan IHSG kini terlihat sedang melewati rentang konsolidasi wajar sebelum dapat melanjutkan kenaikannya.

"Support level masih tampak cukup kuat dan tahan uji. IHSG bakal menguat di rentang 5990 - 6123," ujarnya.

Menurutnya, saham cuan hari ini ialah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), hingga saham PT Astra International Tbk (ASII).

2 dari 2 halaman

Penutupan Kemarin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah tipis 0,55% dalam sepekan seiring dana asing masih masuk ke bursa saham Indonesia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis pekan ini, setelah pada sesi pertengahan perdagangan IHSG sempat ke zona hijau. Nilai tukar rupiah berada di level 14.152 per dolar AS.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (10/10/2019), IHSG ditutup di zona merah dengan turun 5,51 poin atau 0,09 persen ke level 6.023,64. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 0,14 persen ke posisi 933,42.

Sebanyak 205 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 187 saham menguat dan 150 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 492.988 kali dengan volume perdagangan 12,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun.

Investor asing jual saham Rp 229,6 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.152.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor perkebunan yang turun 0,77 persen, disusul sektor barang konsumsi turun 0,63 persen dan sektor perdagangan yang turun 0,61 persen.

Sedangkan sektor saham yang menguat diantaranya sektor konstruksi yang naik 0,87 persen, pertambangan menguat 0,73 persen dan sektor aneka industri naik 0,53 persen.

Sementara saham-saham yang melemah sehingga menyeret IHSG anjlok antara lain OPMS yang turun 24,88 persen ke Rp 308 per saham, SUPR turun 24,07 persen ke Rp 3.250 per saham dan MREI turun 20 persen ke Rp 4.940 per saham.

Saham-saham yang menguat antara lain KICI naik 25 persen ke Rp 340 per saham, SLIS naik 24,54 persen ke Rp 406 per saham dan TRAM naik 20,41 persen ke Rp 118 per saham.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya