ONE Championship dan Bela Diri Membentuk Keberanian Rika Ishige

Atlet ONE Championship Rika Ishige asal Thailand tahu betul bagaimana manfaatkan bela diri dan ONE Championship, kkompetisi yang diikutinya.

oleh Defri Saefullah diperbarui 08 Okt 2019, 20:00 WIB
Bela diri sudah membentuk kepribadian Rika Ishige (dok:ONE Championship)

Liputan6.com, Jakarta Atlet ONE Championship asal Thailand, Rika Ishige mengungkapkan bagaimana bela diri sudah banyak membantu pecahkan rintangan yang ada dalam hidupnya. Sejak belajar bela dia, dia selalu memiliki kekuatan untuk menghadapi masalah.

Entah itu saat ia menghadapi lawannya di atas Circle (arena tempat duel ONE Championship digelar) – seperti Itsuki “Strong Heart Fighter” Hirata, yang akan ia hadapi di ONE: CENTURY PART I pada hari Minggu (13/10/2019) atau para perundung di masa lalunya, latihan seni bela diri yang ia jalani telah membantunya dalam mengatasi semuanya.

Terinspirasi oleh ayahnya, ia berlatih di sebuah sasana lokal ketika masih remaja untuk belajar bela diri yang ternyata memberinya keberanian untuk melawan para senior yang membuatnya menderita di sekolah.

"Saya menjadi lebih kuat – tidak hanya secara fisik, tapi juga mental. Saya merasa lebih tenang dan lebih baik dalam mengontrol emosi," katanya.

Pengalaman di sasana tersebut juga menciptakan sebuah fondasi bagi kariernya di masa depan, namun hal itu baru terasa saat ia memutuskan untuk serius menjalani kompetisi ONE Championship.

Rika berlatih banyak disiplin, namun yang paling sering adalah Brazilian Jiu-Jitsu – dengan filosopinya yang lebih menekankan pada teknik dibandingkan kekuatan – yang memberinya keberanian untuk bertanding.

"Jiu-Jitsu banyak membantu saya, baik dalam kehidupan maupun dalam pertandingan. [BJJ] bagus bagi orang-orang seperti saya," kata atlet asal Thailand ini.

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Langsung Global

Bela diri sudah membentuk kepribadian Rika Ishige (dok:ONE Championship)

Setelah menjalani karier yang sukses di ajang amatir, Rika Ishige meraih kepercayaan diri untuk berlaga dalam ajang profesional dengan cara yang tidak seperti kebanyakan atlet.

Kebanyakan seniman bela diri campuran memulai kariernya di organisasi kecil di ranah domestik, namun atlet asal Bangkok ini langsung melompat ke panggung global.

"Beberapa orang takut akan perubahan, namun ketika anda punya keberanian, anda tidak akan takut apapun dan hal-hal baik akan mengikuti," ujarnya. Sorotan besar ia dapatkan saat berlaga di kota kelahirannya dalam ajang ONE: Warrior Kingdom di Impact Arena. Dia tak menunjukkan rasa takut dan muncul sebagai bintang dengan mengalahkan Audrey Laura “Ice Comet” Boniface lewat TKO di ronde pertama.

"Keberanian datang bersama kepercayaan diri dan rasa percaya diri adalah sesuatu yang terjadi saat anda bekerja keras," katanya.

3 dari 3 halaman

Rasakan Tekanan

Meskipun Rika telah menjadi seorang veteran di atas Circle lewat tujuh laga yang telah ia jalani, tekanan masih sering ia rasakan menjelang laga besar.

Tetapi, ia memiliki senjata lain dalam amunisinya yang membantunya mendapat banyak dukungan dari penonton dan menambah keberaniannya – gaya memasuki arena lewat cosplay yang ikonis.

"Ketika saya berjalan, saya suka berpakaian yang menghibur para penggemar, yang juga membantu saya melepas ketegangan," ucapnya.

Pola pikir yang Rika miliki juga membuatnya tidak terlalu kecewa saat menerima kekalahan dan ia tak pernah punya masalah untuk kembali berlatih keras demi menghadapi talenta terbaik lainnya dalam kelas atomweight di “The Home Of Martial Arts.”

Itulah mengapa ia tak punya rasa takut saat harus menguji kemampuannya dalam ajang bela diri terbesar sepanjang sejarah saat menghadapi Itsuki Hirata.

"Saya tak pernah membebani diri saya. Saya lebih memilih untuk melakukan yang terbaik dan jika tak sesuai rencana, Saya akan mencobanya lagi dan lagi," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya