Hasto PDIP: Ketimbang Pusing di Jakarta, Lebih Baik Bersama Rakyat Cirebon

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa apa yang dilakukan warga dusun tersebut sejalan dengan Pancasila sebagai jalan kehidupan berbangsa dan bernegara.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 28 Sep 2019, 16:23 WIB
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto memberi keterangan terkait Pemilu 2019 saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (16/4). Kelima, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan jajarannya memenangkan pilpres dan pileg sebagai satu tarikan napas perjuangan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah suasana politik di ibukota yang panas akibat isu politik, petinggi parpol PDIP memilih turun ke dusun di Kabupaten Cirebon. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, memilih untuk melakukan larung sungai. Lokasinya di bawah jembatan rel kereta Desa Ciledug Lor, Pamosongan, Cirebon.

Hasto berbaur dengan ratusan warga desa setempat yang hadir. Bersamanya hadir Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono dan para legislator dari dari partai itu. Hadir juga Bupati Cirebon Imron Rosyadi serta tokoh-tokoh adat dan masyarakat di lokasi pertemuan Sungai Jangkelok dan Cisanggarung itu, Sabtu (28/9/2019).

Sesekali, gerbong kereta milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) meluncur kencang di jembatan rel di dekat lokasi. Suara gesekan roda kereta dan rel menderu kencang bersama klakson dari sang masinis.

"Pak Jokowi saja belum tentu pernah berbicara di bawah jembatan rel kereta api seperti ini," kata Hasto yang disambut tawa masyarakat.

Menurutnya bersedia hadir di acara larung sungai karena meyakini bahwa politik itu sejatinya menyatu dengan kehidupan rakyat.

"Daripada ikut pusing di Jakarta, padahal pemilu sudah selesai, ada yang tak puas dan menyampaikan secara anarkis, kami memilih jalan yang dimulai Bung Karno dan dilanjutkan Ibu Megawati dan Pak Jokowi. Yakni selalu bersama rakyat. Karena siapa yang selalu bersama rakyat, dia akan selamat," ungkap Hasto.

 

2 dari 2 halaman

Acara Larung

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersama warga Cirebon. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Acara larung itu sendiri dilakukan dengan sederhana. Dimana masing-masing membawa sebuah wadah berisi air bersih yang ditumpahkan ke arah aliran sungai yang sedang mengering itu. Sembari tentunya doa-doa dipanjatkan.

Kata Hasto, air lah yang membuat kehidupan di seluruh alam raya, sehingga harus dirawat dan dijaga. Kegiatan larung itu juga mengandung pesan untuk merawat seluruh sungai dan mata air.

"Maka di balik ritual adat ini pada dasarnya adalah hasrat sedalam-dalamnya dari kita untuk merawat mata air kehidupan kita," jelas Hasto.

Dia pun menjelaskan bahwa apa yang dilakukan warga dusun tersebut sejalan dengan Pancasila sebagai jalan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila Ketuhanan yang Maha Esa menekankan bukan hanya ketuhanan yang berbudi pekerti luhur tanpa keegoisan agama. Namun juga nilai-nilai bahwa sebagai ciptaan Tuhan kita harus menjaga dan memperindah lingkungan.

"Dalam dusun seperti ini bisa kita saksikan masyarakat hidup rukun, apa adanya, mampu bersyukur memanjatkan karunia bersama. Berbeda dengan di Jakarta. mereka menggunakan atas nama rakyat, namun kini muncul demo ditunggangi kepentingan yang ujungnya anarki," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya