Usai Demo, Harga Ayam di Tingkat Peternak Berangsur Naik

Harga ayam berangsur naik pasca aksi demo para peternak

oleh Bawono Yadika diperbarui 09 Sep 2019, 11:00 WIB
Pekerja mengumpulkan telur dari peternakan ayam di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Anjloknya harga ayam hidup di tingkat peternak membuat asosiasi peternak ramai berunjuk rasa meminta kenaikan harga ke Pemerintah.

Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan, pada hari ini unjuk rasa mereka telah membuahkan hasil.

Demo yang pada Kamis lalu (5/9) menuntut kenaikan harga ayam hidup dari semula anjlok ke level terendah di Jawa Tengah sebesar Rp8.000 per kilogram, (Kg) kini berhasil naik berkisar Rp2.000-Rp3.000 per kg.

"Harga ayam per hari ini, ada kenaikan jika dibandingkan dengan sebelum demo. Ada kenaikan sekitar Rp2.000-Rp3.000 untuk daerah Bogor dan sekitarnya. Bogor terendah Rp10.500 per kg kemarin," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin (9/9/2019).

"Untuk Jateng, Jatim harga ayam sudah Rp13 ribu-Rp14 ribu. Untuk Bandung, Subang Kerawang, Tasik sudah di harga Rp15 ribu-Rp16 ribu. Sedangkan untuk Bogor harga sudah di kisaran Rp17 ribu itu harga ayam hidup di kandang," lanjut dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Selanjutnya

Ayam-ayam diperlihatkan saat sejumlah peternak ayam menggelar aksi di depan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Ratusan peternak ayam menuntut pemerintah turun tangan menyelesaikan permasalahan harga ayam hidup yang kembali anjlok. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sugeng menjelaskan, harga ayam hidup di tingkat peternak pada dasarnya akan berubah menyesuaikan dengan harga komponen sarana produksi ternak yang meliputi pakan dan Day Old Chick (DOC) atau anak ayam umur sehari.

"Harga akan berubah jika pakan dan DOC harganya juga berubah," terangnya.

Dengan kenaikan ini, Gopan atau Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam mengaku akan terus memantau pergerakan harga ayam kedepannya.

"Harga kami akan pantau terus, sampai dengan sesuai Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) dengan harga Rp18 ribu batas bawah," ujarnya.

Sebagai informasi, harga ayam ras/broiler di tingkat konsumen di pasar sampai dengan hari ini masih tercatat normal yaitu Rp35.078 per ekor. Harga ini naik Rp33 per kg dari akhir Agustus yang tercatat sebesar Rp35.048 per ekor.

3 dari 3 halaman

Harga Ayam di Pasar Slipi Rp 35 Ribu per Kg

Peternak ayam membentangkan spanduk saat menggelar aksi di depan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Ratusan peternak ayam menuntut pemerintah turun tangan menyelesaikan permasalahan harga ayam hidup di tingkat peternak yang kembali anjlok. (Liputan6.com/Angga Yun

Protes peternak ayam karena merosotnya harga sepertinya tak memberi pengaruh pada harga daging ayam di Jakarta. Para peternak ayam di daerah protes karena harga ayam hidup ukuran sedang anjlok menjadi Rp 8.000 per kilogram (kg).

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, harga ayam di pasar tradisional terpantau masih di kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogram (kg).

"Ayam biasa, Rp 38 ribu, sayap per kg sama harganya. Filet dada Rp 45 ribu per kg," ujar Merie (65) kepada Liputan6.com, Jumat (6/9/2019) di Pasar Slipi, Jakarta Barat.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai masalah harga ayam dari peternak, Merie tidak menyebut pengaruh apapun ke harga ayam di pasar tradisional. Pedagang lain, Ani Hastuti (59), justru menyebut penjualan sedang lesu.

Daging ayam yang dijual Ani terpantau masih cukup banyak meski sudah menjelang siang. Harga yang ia jual pun masih sama seperti bulan lalu, yakni Rp 35 ribu per kg.

"Ayam Rp 35 ribu, ceker ada yang jual Rp 25 ribu per kg, tapi saya jualnya Rp 20 ribu per kg. Ati antara Rp 2.000 sampai Rp 2.500. Usus Rp 20 ribu sekilo," ujar Ani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya