Tampil Gemilang di Bumi Manusia, Ine Febriyanti Bicara Peluang Raih Piala Citra

Selain Iqbaal Ramadhan, daya tarik lain film Bumi Manusia disebut ada pada sosok Ine Febriyanti.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2019, 12:00 WIB
Ine Febriyanti (Deki Prayoga/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Selain Iqbaal Ramadhan, daya tarik lain film Bumi Manusia disebut ada pada sosok Ine Febriyanti. Berperan sebagai Nyai Ontosoroh, Ine Febriyanti disebut para kritikus mencuri perhatian penonton.

Sutradara Hanung Bramantyo pun mengakui. Hujan pujian ditanggapi Ine Febriyanti dengan kepala dingin. Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com, Ine Febriyanti menyatakan, Nyai Ontosoroh harus mencuri pertunjukan karena ia memiliki vibrasi paling besar dalam novel Pramoedya Ananta Toer.  

“Ia harus memunculkan segala pesona dan kekuatannya. Jadi kalau dibilang mencuri perhatian memang porsinya segitu dan tidak bermaksud mencuri,” jelas Ine Febriyanti di Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Untuk menghidupkan tokoh Nyai Ontosoroh, Ine Febriyanti mengaku memasrahkan diri kepada sutradara agar ia jadi sosok seperti yang digambarkan novelnya. “Saya pikir memerankan Nyai Ontosoroh impian semua aktris di Indonesia,” sambungnya.  

 

2 dari 3 halaman

Pantas Jadi Panutan

Ine Febriyanti (Sumber: Instagram/inefebriyanti/)

Menurut Ine Febriyanti, Nyai Ontosoroh dengan segala ketimpangan hidupnya, tetaplah pribadi yang agung, cerdas, pemberani, dan pendiriannya pantas dijadikan panutan kaum hawa. Bahkan, banyak laki-laki yang mengagumi tokoh fiktif ini.

“Jadi bodoh sekali kalau saya menolak peran Ontosoroh. Saya memimpikan peran ini sejak usia 19 tahun. Kali pertama baca buku Bumi Manusia, saya membatin ya Allah kalau suatu saat buku ini difilmkan izinkan saya menjadi Nyai Ontosoroh,” ujar Ine Febriyanti.

 

 

3 dari 3 halaman

Penghormatan untuk Penulis Novel

Ine Febriyanti perankan karakter Nyai Ontosoroh di film Bumi Manusia. (Bambang E. Ros/bintang.com)

Ine Febriyanti digadang-gadang menjadi nomine di berbagai ajang penghargaan. Ada pula yang menyebut Ine Febriyanti kandidat terkuat peraih Piala Citra. Apa tanggapan Ine Febriyanti?

“Ketika syuting film Bumi Manusia selesai dan rilis di bioskop, Nyai Ontosoroh bukan milik saya lagi. Ia jadi milik masyarakat. Mau menang, mau kalah, mau dihujat terserah. Tujuan saya mengantarkan perempuan ini menjadi hidup di mata masyarakat. Itu saja sudah cukup. Ini penghormatan buat Pak Pram,” pungkasnya. (Wayan Diananto)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya