Agar Tak Susah Tidur, Jadilah Optimistis

Jika Anda mengalami kesulitan tidur, cobalah untuk mulai jadi orang yang optimistis

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Agu 2019, 09:00 WIB
Ingin mendapatkan waktu dan kualitas tidur yang baik? Jangan lagi menunda alarm, mengapa? (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Orang yang pesimistis memiliki potensi masalah tidur yang lebih besar daripada mereka yang optimis. Temuan ini dibuktikan dalam sebuah penelitian baru-baru ini.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Behavioral Medicine menemukan bahwa mereka yang optimistis cenderung tidur lebih baik.

Dilansir dari Medical News Today pada Senin (19/8/2019), Rosalba Hernandez, asisten profesor dari University of Illinois Urbana-Champaign School of Social Work bersama dengan rekan-rekannya, melakukan studi mengenai kebiasaan tidur yang dikaitkan dengan optimisme pada 3.548 peserta berusia 32 hingga 51 tahun di Amerika Serikat.

Peserta dengan skor tes optimisme yang tinggi, cenderung tidur selama enam sampai sembilan jam setiap malamnya. Mereka juga lebih kecil kemungkinan terkena insomnia hingga 74 persen.

"Hasil dari penelitian ini mengungkapkan hubungan signifikan antara optimisme dan berbagai karakteristik tidur yang dilaporkan secara mandiri, setelah disesuaikan untuk beragam variabel termasuk karakteristik sosiodemografi, kondisi kesehatan, dan gejala depresi," kata Hernandez.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Kurang Tidur Sebabkan Masalah Kesehatan

Ilustrasi Foto Susah Tidur atau Sulit Tidur (iStockphoto)

Hernandez mengatakan bahwa kurangnya tidur yang berkualitas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat saat ini.

"Kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan termasuk risiko obesitas, hipertensi, dan semua penyebab kematian yang lebih tinggi," tambahnya.

Maka dari itu, keyakinan tentang hal-hal positif yang akan terjadi di masa depan, menjadi aset psikologis yang penting untuk hidup yang bebas penyakit dan kesehatan yang lebih baik.

Hernandez juga mengungkapkan asumsinya mengapa hal ini bisa terjadi.

"Orang yang optimistis lebih cenderung terlibat dalam penanganan aktif yang berfokus pad amasalah dan menginterpretasikan peristiwa yang menimbulkan stres, dengan cara yang lebih positif," ungkapnya.

Hal itu mengurangi rasa khawatir serta pemikiran yang negatif saat mereka tertidur dan sepanjang siklus aktivitas tersebut.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya