Memahami Keyakinan Suku di Kalimantan Melalui Motif Batiknya

Batik asal tanah bumi equator itu sangat berani memadukan warna. Khas tradisi di Dayak dengan pola dekoratif berkarakter kuat.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2019, 08:00 WIB
Batik Shaho, memanfaatkan kekayaan alam Kalimantan sebagai sumber ide motif dan bahan pewarnaan. (foto: Liputan6.com/dok.nindito/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Kalimantan - Batik perdamaian rupanya sebuah gerakan yang bisa mewakili keberagaman Indonesia. Tak hanya Jawa yang memang dianggap sebagai induk segala seni Batik. Di Kalimantan, bisa kita temui batik-batik tradisional juga.

Menyebut nama motif, setidaknya ada beberapa yang bisa menjadi ciri khas Kalimantan. Selain itu batik asal tanah bumi equator itu sangat berani memadukan warna. Khas tradisi di Dayak dengan pola dekoratif berkarakter kuat.

Pengamat batik Nusantara, Nindito menyebutkan bahwa warna-warna terang batik Kalimantan ini sangat unik. Pola dekoratif berulang juga memperkuat karakter.

"Di Kalimantan Tengah ada batik benang bintik, di Kalimantan Barat ada batik Pontianak. Yang dari Kalimantan Timur ada batik shaho. Rata-rata motif itu mencirikan budaya yang dominan tempat muasal motif," kata Nindito.

Mari membedah masing-masing motif yang dikenal dan sudah menjadi ciri khas. Motif Batik Benang Bintik, motif ini merupakan batang garing yang memiliki bentuk seperti mata tombak. Motif Benang Bintik bersumber pada kepercayaan dayak yang meyakini batang garing sebagai sumber segala kehidupan.

Motif benang bintik, menggambarkan pohon kehidupan sumber segala kehidupan dalam kepercayaan Dayak. (foto: Liputan6.com/dok.nindito/edhie prayitno ige)

Nindito yang berasal dari Balikpapan ini menyebutkan bahwa barang garing bisa pula berarti pohon kehidupan.

"Selain itu melambangkan keharmonisan hubungan antara sesama manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan," katanya.

Ada juga motif batik yang seakan mengadopsi pola yang ada di Jawa, yakni yang masuk dalam keluarga motif Sasirangan. Batik Sasirangan memiliki tiga motif dasar. Yakni motif lajur, motif ceplok, dan motif variasi.

"Ini seperti di Jawa ada motif parang atau lereng, ada ceplok yang membawahi banyak motif batik turunan dan dan perpaduan," kata Nindito.

Simak video pilihan berikut:

 

2 dari 2 halaman

Penanda Tubuh

Motif Sasirangan, warna menunjukkan kondisi yang mengenakan. Ini adalah kain adat khas suku Banjar. (foto: Liputan6.com/dok.Nindito/edhie prayitno ige)

Batik sasirangan ini menjadi kain khas adat suku Banjar yang mayoritas menetap di Kalimantan Selatan. Ragam warna batik Sasirangan memiliki arti yang berbeda-beda, seperti warna kuning mengartikan penggunanya mengalami penyakit kuning dan sedang dalam proses penyembuhan. Warna hijau mengartikan penggunanya sedang menjalani proses penyembuhan dari penyakit stroke. Warna ungu untuk proses penyembuhan penyakit perut, dan masih ada banyak warna-warna lainnya.

"Kalau Batik Pontianak, kelihatan sekali ada akulturasi banyak budaya dan tradisi disana. Motif maupun warnanya adalah hasil tawa menawar budaya yang dominan," kata Nindito.

Batik Pontianak ini berasal dari Kalimantan Barat. Dalam motifnya kelihatan ada pengaruh dari budaya lain seperti melayu dan juga suku dayak. Beberapa motif pada batik Pontianak yang banyak digunakan adalah motif insang.

Batik Pontianak, menunjukkan adanya akulturasi dan banyak pengaruh dari luar Kalimantan. (foto: Liputan6.com/dok.nindito/edhie prayitno ige)

"Ragam jenisnya ada insang delima, insang awan, dan lain-lain. Selain insang, motif-motif lainnya yang bisa ditemukan di batik Pontianak adalah awan berarak, dayak, dan tidayu," kata Nindito.

Kalimantan timur tak mau kalah. Mereka juga memiliki batik sendiri yang disebut Batik Shaho. Batik ini banyak ditemukan di Balikpapan. Batik shaho adalah batik yang mengadopsi berbagai ukiran dan lukisan suku dayak, termasuk lukisan tatto tubuh.

"Motifnya bisa juga ditemukan dalam ukiran khas Kalimantan. Bentuk dasarnya melengkung yang terinspirasi dari liukan akar dan ranting pohon, spiral, lingkaran, dan juga patung manusia," kata Nindito.

Membedakan dengan batik lain, batik shaho menggunakan bahan pewarna alam. Namun pewarna dominan berasal dari serbuk kayu ulin yang merupakan tumbuhan khas Kalimantan. Untuk menghasilkan warna berbeda, para pembatik Shaho memadukan serbuk kayu ulin dengan bahan pewarna alam lainnya.

(Bambang anto ~ kontributor liputan6.com)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya