Anies Baswedan Akan Serahkan Pengelolaan Taman Ismail Marzuki ke Jakpro

Selain itu, Jakpro juga dipilih agar skema Badan Usaha Milik Negara (BUMD) dapat digunakan.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 02 Jul 2019, 18:22 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meninjau fasilitas air siap minum seusai peresmian di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Selasa (30/4/2019). Fasilitas air siap minum itu diharapkan memberi rasa kenyamanan bagi setiap masyarakat yang memerlukan kebutuhan air minum. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, pengelolaan gedung Taman Ismail Marzuki (TIM) akan dipercayakan kepada Jakarta Propertindo (Jakpro) saat revitalisasi usai dilakukan. Artinya, TIM tidak akan dikembalikan dulu kepada Dinas Pariwisata.

"Dikelola dulu oleh Jakpro, kalau nggak salah 30 tahun," kata Anies di Balai Kota, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Menurutnya, hal ini dilakukan karena adanya faktor biaya. Pengembalian hitungan bisnis, kata Anies, akan membutuhkan waktu sekitar 23 tahun. Sebab, fokus utama dalam revitalisasi yang dilangsungkan oleh BUMD bukanlah keuntungan, melainkan pembangunan.

"Kalau dihitung bisnis, itu kembalinya lama. Karena itu kalau private sector mengerjakan, itu akan berat. Karena bayangkan, kembalinya baru setelah 23 tahun," ujar Anies Baswedan.

Selain itu, Jakpro juga dipilih agar skema Badan Usaha Milik Negara (BUMD) dapat digunakan. Dengan itu, negara bisa mendapatkan keuntungan secara komersial dalam pengelolaan TIM.

Namun, keuntungan tersebut bukan hanya sebagai cost center.

"Padahal kita tidak ingin ini hanya cost center. Karena kalau cost center biaya per tahunnya mahal sekali. Itulah sebabnya kenapa kita menggunakan skema BUMD," lanjutnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Agar Seni Budaya Berkembang

Anies menambahkan, yang terpenting dari revitalisasi ini adalah agar kegiatan seni budaya dapat berkembang dengan baik. Selain itu, dia berharap kegiatan komersial yang ada juga dapat memfasilitasi proyek seni budaya di TIM.

"Justru kita berharap, mekanisme pasar dan mekanisme bisnis sejalan dengan kegiatan kebudayaan. Gimana itu bisa berjalan in line. Kalau ini bisa dilakukan, alhamdulillah dengan begitu ke depan ini bisa menjadi percontohan," kata dia.

"Gimana mekanisme pasar, mekanisme bisnis itu supportive terhadap kegiatan kebudayaan. Selama ini kan kebanyakan kegiatan kebudayaan semata-mata ditopang oleh SKPD saja. Kita ingin lakukan itu di TIM," tandas Anies.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya