Jakarta Jadi Kota dengan Penurunan Kemacetan Terbesar di Dunia

Tingkat kemacetan di Jakarta mengalami penurunan yang cukup besar hingga delapan persen menurut TomTom Traffic Index 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2019, 16:25 WIB
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di sekitar lokasi pengalihan arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (14/6/2019). Pengalihan arus dilakukan di sejumlah titik menuju Gedung Mahkamah Konstitusi terkait sidang perdana sengketa Pilpres 2019. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat kemacetan di Jakarta mengalami penurunan yang cukup besar hingga delapan persen menurut TomTom Traffic Index 2018. Angka ini menunjukkan posisi Jakarta yang awalnya berada pada peringkat keempat kini peringkat ketujuh kota termacet di dunia.

Dilansir dari laman resmi TomTom Traffic Index, Senin (17/6/2019), penurunan sebanyak delapan persen menjadi angka yang sangat besar dibandingkan kota-kota lainnya. Pada 2017 angka kemacetan Jakarta mencapai 61 persen dan kini turun menjadi 53 persen. 

Kota yang memiliki tingkat kemacetan terparah di dunia diduduki Mumbai, India dengan 65 persen. Disusul dengan Kota Bogota, Colombia di peringkat kedua sebesar 63 persen, dan Kota Lima, Peru di peringkat ketiga dengan tingkat kemacetan 58 persen.

Selanjutnya, New Delhi, India berada pada posisi keempat dengan tingkat kemacetan 58 persen. Kemudian Moscow region, Russia di posisi lima sebesar 56 persen, dan Istanbul, Turkey sebesar 53 persen di peringkat enam. Peringkat ini berdasarkan data yang diambil dari 403 kota dengan 56 negara berbeda. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kemacetan Terparah di Jakarta

Dalam laman tersebut juga disebutkan tingkat kemacetan terparah di Jakarta mencapai 95 persen terjadi pada 15 Februari 2018. Sedangkan tingkat kemacetan terendah yakni hanya delapan persen terjadi pada 18 Februari 2018.

Data menyebutkan, kemacetan di ibu kota terjadi pada sore hingga malam hari dengan tingkat kemacetan 88 persen. Sedangkan pada pagi hari sebesar 63 persen. Selama jam sibuk, masyarakat membutuhkan waktu tambahan sekitar 26 menit di dalam mobil pada malam hari dan sekitar 19 menit pada pagi hari.

 

Reporter: Firda Suci Fahrunnisa

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya