BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,5 Persen pada 2020

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 berada pada kisaran 5,1 - 5,5 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2019, 19:30 WIB
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 berada pada kisaran 5,1 - 5,5 persen.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan, prospek ini ditopang oleh permintaan domestik yang meningkat dan kinerja sektor eksternal yang mulai membaik dari sisi permintaan domestik.

"Konsumsi diperkirakan tumbuh tetap tinggi dan investasi di perkirakan akan tumbuh meningkat," kata dia, dalam rapat bersama Badang Anggaran DPR RI, di Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Sementara itu, dari prospek ekspor dia mengungkapkan BI memiliki proyeksi membaik sejalan dengan proyeksi ekonomi global yang mulai meningkat serta harga komoditas dunia yang sedikit membaik.

"Prospek ekonomi domestik yang membaik juga ditopang oleh perbaikan efisiensi dan produktivitas perekonomian yang sejalan dengan dampak positif dari berbagai kebijakan reformasi struktural yang ditempuh pemerintah, baik di infrastruktur, perbaikan iklim investasi maupun di sektor-sektor yang lain," ujar dia.

Sementara itu, dari sisi eksternal dia mengakui kinerja sektor ekonomi Indonesia memang terkena dampak dari ekonomi global.

Namun demikian, bauran kebijakan yang secara konsisten ditempuh oleh Bank Indonesia dengan sinergi yang kuat dengan kebijakan pemerintah mampu menjaga stabilitas perekonomian dari dampak negatif perekonomian global.

"Neraca pembayaran Indonesia di triwulan 1 2019 mencatat surplus USD 2,4 miliar didorong oleh lebih besarnya surplus dari neraca modal dan finansial sebesar USD 10,1 miliar dibandingkan dengan defisit transaksi berjalan yang USD 7 miliar dolar atau 2,6 persen dari PDB," kata dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Ditargetkan 5,6 Persen pada 2020

Pekerja tengah mengerjakan proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (15/12). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 mendatang tidak jauh berbeda dari tahun ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Pemerintah mengusulkan target pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,3-5,6 persen dalam asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2020.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pemerintah perlu menerapkan kehati-hatian namun tetap optimis untuk mewujudkannya.

"Asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 sebesar 5,3-5,6 persen, Pemerintah berpendapat perlunya sikap kehati-hatian namun penting untuk menjaga optimisme yang terukur," kata dia, di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019.

Dia menjelaskan, perkiraan batas bawah dalam asumsi pertumbuhan ekonomi menunjukkan risiko global yang meningkat. Sedangkan perkiraan proyeksi batas atas menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi apabila semua unsur penyumbang pertumbuhan dapat diwujudkan.

"Landasan perkiraan pertumbuhan tersebut adalah terjaganya pertumbuhan konsumsi, investasi dan eskpor dengan dukungan belanja pemerintah secara proporsional," tutur dia.

Selain itu, dia menyatakan konsumsi dijaga melalui inflasi pada tingkat yang rendah terkendali untuk menjaga daya beli masyarakat, serta program bantuan sosial yang komprehensif untuk mendorong pemerataan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah.

 

3 dari 3 halaman

Investasi

lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Sementara itu, investasi terus ditingkatkan melalui perbaikan dan penyederhanaan regulasi, perbaikan iklim investasi dan pemberian fasilitasi investasi dan promosi investasi.

"Hal ini sejalan dengan pendapat F-HANURA agar Pemerintah lebih pro-aktif dengan menjajaki langsung perusahaan yang akan berinvestasi di Indonesia. Namun kita juga harus waspada dengan gejolak arus modal global seperti yang terjadi pada tahun 2018 yang berpotensi melemahkan investasi," ujarnya.

Sementara itu, untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekspor akan diupayakan melalui kerja sama perdagangan bilateral, seperti dengan Afrika, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Asia Tengah.

Selain tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga fokus meningkatkan kualitas dan pemerataan kesejahteraan di seluruh daerah dan untuk semua lapisan ekonomi, terutama kelompok termiskin dan rentan.

Pertumbuhan ekonomi harus bersifat inklusif dan berkualitas sehingga dapat berdampak pada pengurangan pengangguran, penurunan tingkat kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," kata dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya