Top 3 News: Kala Perempuan Bercadar Mendekati Barikade Polisi di Aksi 22 Mei

Top 3 News, imbauan aparat agar berhenti mendekati barikade polisi saat aksi 22 Mei di Gedung Bawasalu, tak hiraukan. Siapa sosok wanita bercadar tersebut?

oleh Anri SyaifulMaria FloraAndry HaryantoFachrur Rozie diperbarui 24 Mei 2019, 08:01 WIB
Aparat kepolisian dari Satuan Brimob berusaha menahan perempuan bercadar hitam dengan kabel menjuntai di tangan berusaha mendekat Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Perempuan misterius yang berjalan sendiri tanpa massa ini mengenakan baju gamis warna hitam. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News hari ini, kemunculan perempuan berjubah hitam dan bercadar di tengah massa aksi 22 Mei membuat suasana di depan Gedung Bawaslu semakin mencekam.

Wanita tersebut terus berjalan mendekati barikade polisi meski imbauan untuk menjaga jarak terus disuarakan. Polisi khawatir jika perempuan bercadar itu adalah bomber atau pelaku bom bunuh diri.

Dugaan tersebut muncul lantaran ada kabel putih menjuntai di samping tubuhnya dengan membawa sebuah tas ransel. 

Sementara itu, sejumlah temuan mengejutkan berhasil diungkap polisi dari balik aksi kerusuhan 22 Mei. Polisi menduga Kerusuhan yang terjadi pada Selasa 21 Mei malam hingga Rabu pagi diduga bukan merupakan peristiwa spontan.

Melainkan telah dirancang oleh oknum tertentu untuk membangun kebencian masyarakat kepada aparat kepolisian.

Tak sampai di situ, polisi bahkan menduga massa yang bertindak brutal pada Selasa malam hingga Rabu dini, 22 Mei 2019 diperkirakan berasal dari luar Jakarta dan merupakan preman bayaran.

Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Kamis, 24 Mei 2019:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 4 halaman

1. Detik-Detik Perempuan Bercadar Buat Tegang Area Bawaslu

Seorang perempuan bercadar hitam dengan kabel menjuntai di tangan berusaha mendekat Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Perempuan misterius dengan baju gamis warna hitam berbalik badan dan menjauh dari gedung Bawaslu setelah polisi menembakkan gas air mata. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Rabu 22 Mei 2019, suasana di sekitaran MH Thamrin masih mencekam, meski aparat kepolisian berhasil memukul mundur massa aksi yang tak menerima hasil penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Massa yang brutal sebelumnya mencoba menyeruduk kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Usai memukul mundur massa yang brutal dan mengendalikan keadaan, aparat dihebohkan dengan kehadiran seorang wanita misterius. Dengan mengenakan ransel, wanita dengan jubah hitam itu mendekati barikade kepolisian.

Dari sisi kanan barikade kepolisian, wanita misterius berkacamata dan bercadar itu berjalan perlahan membuat aparat kepolisian siaga.

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Temuan di Balik Kerusuhan 22 Mei 2019

Banner Infografis Temuan di Balik Kerusuhan 22 Mei 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Polri membeberkan kronologi kerusuhan saat aksi 22 Mei. Kerusuhan bermula usai aparat membubarkan massa yang berunjuk rasa di depan Gedung Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Menurut Menko Polhukam Wiranto, ada sejumlah pihak yang sengaja membuat kekacauan dan menyerang petugas.

Diduga ada skenario pihak yang tak bertanggung jawab untuk membangun kebencian kepada pemerintah.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Garis di Aksi 22 Mei: Isu Dukung ISIS dan Alphard yang Dipakai Prabowo

Kadiv Humas Polri Irjen Pol M. Iqbal (kanan) memperlihatkan barang bukti terkait penangkapan terduga teroris di Jakarta, Jumat (17/5/2019). Iqbal mengatakan dari 29 yang diamankan pada bulan Mei, sebanyak 18 terduga teroris mempunyai tujuan beraksi pada 22 Mei mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Polisi menemukan bukti baru keterlibatan kelompok perusuh 21-22 Mei2019. Ada dugaan kelompok Gerakan Reformasi Islam (Garis), yang juga pendukung gerakan terorisme ISIS, berada di balik aksi tersebut.

Bukan sekali saja kelompok ini mencuat namanya. Terakhir nama ini muncul saat capres Prabowo Subianto berkampanye di Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 12 Maret 2019.

Belakangan hal ini dibantah oleh pendiri sekaligus pentolan Garis, Chep Hermawan. Menurut Chep, pihaknya tidak mengirimkan pasukan atau laskar ke Aksi 21-22 Mei. Dia mengaku hanya menerjunkan dua unit ambulans yang masing-masing berisi empat orang, yaitu petugas medis dan sopir.

 

Selengkapnya... 

 

* Ikuti perkembangan Real Count Pilpres 2019 yang dihitung KPU di tautan ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya